3 Kecamatan Disiram Abu Vulkanik Gunung Sinabung
Jakarta, difanews.com — Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali mengalami peningkatan aktivitas yang sangat signifikan. Sinabung, yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera Utara ini kembali mengalami guguran awan panas beruntun pada Selasa (2/3/2021).
Sebanyak 3 kecamatan di Kabupaten Karo mengalami dampak abu vulkanik yang cukup tebal.
Ketiga daerah itu yakni Kecamatan Tiga Derket, Kecamatan Kuta Buluh dan Kecamatan Tiga Binanga. Dari ketiga kecamatan ini, dampak terparah dirasakan warga di Kecamatan Tiga Derket yang berada di bagian barat Gunung Sinabung.
“Tidak ada korban jiwa akibat erupsi maupun awan panas guguran yang tadi pagi terjadi,” ucap Wakapolres Tanah Karo Kompol Aron Siahaan saat ikut membersihkan abu vulkanik di Pasar Tiga Derket.
Saat ini, warga yang terdampak abu vulkanik diminta mengurangi aktivitas di luar ruangan agar terhindar dari penyakit.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Karo menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan antisipasi.
Pihaknya menyiapkan 8 unit mobil pemadam kebakaran; 2 unit mobil tangki air; dan 1 unit mobil meriam air. Semua kendaraan itu digunakan untuk percepatan pemulihan dampak abu vulkanik dan guguran awan panas Gunung Sinabung.
Berdasarkan keterangan dari Ketua Tim Tanggap Darurat Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geoligi (PVMBG) Gunung Sinabung, Iing Kusnadi, awan panas guguran dari Gunung Sinabung kali pertama terjadi sekitar pukul 06.42 WIB. Ia mengatakan, guguran kali ini terjadi secara beruntun hingga pukul 08.20 WIB.
“Kami lihat, awan panas ini terjadi menerus hingga pukul 08.20 WIB,” ujar Iing di pos PGA Sinabung, Jalan Kiras Bangun, Simpangempat, dikutip dari Kompas.com.
Iing menjelaskan, dari aktivitas guguran ini pihaknya mencatat jarak luncur awal sejauh 5.000 meter. Dari beberapa kali guguran ini, pihaknya mencatat abu vulkanik dari puncak gunung yang meluncur ini sebanyak 13 kali, dengan tinggi kolom abu vulkanik mencapai 5.000 meter.
Abu vulkanik dengan kondisi berwarna kelabu pekat itu terus membumbung tinggi ke atas puncak setinggi 5.000 meter.