Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Diyakini akan Bikin Rakyat Kaltim Lebih Sejahtera
Sukses Maloy akan mendorong peningkatan ekonomi Kaltim dan tentunya rakyat akan lebih sejahtera.
JAKARTA, DIFANEWS.com — Agus Dwitarto, Direktur Utama Perusda Melati Bhakti Satya (MBS) mengungkapkan saat ini sudah mendaftar tiga perusahaan dalam negeri yang akan menginvestasikan dana mereka sekitar Rp15 triliun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK).
Agus mengungkapkan hal itu bertepatan dengana diresmikannya KEK MBTK oleh Presiden RI Joko Widodo, Senin (1/4). Peresmian dilakukan di Bandara Sam Ratulangi, Manado, bersamaan dengan peresmian dua KEK di wilayah timur Indonesia, yakni KEK Bitung di Sulawesi Utara dan KEK Morotai di Maluku Utara.
Menurut Agus, perusahaan-perusahaan dalam negeri itu akan membangun industri CPO dan berbagai jenis turunannya (downstream), di antaranya B20 dan minyak goreng. Sasarannya, agar wilayah timur Indonesia nantinya juga bisa mendapatkan minyak goreng satu harga, sebagaimana kebijakan BBM satu harga.
KEK MBTK sendiri diharapkan menjadi andalan perekonomian Kaltim masa depan.
Kepada wartawan seusai peresmian, Jokowi juga mengatakan saat ini sudah banyak pengusaha yang antre untuk berinvestasi di KEK-KEK yang ada di kawasan timur Indonesia.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan tiga kawasan ekonomi yang diresmikan Presiden Jokowi merupakan kawasan ekonomi yang paling siap.
KEK Bitung siap dengan lahan sekitar 530 hektare, fokusnya untuk industri pengolahan kelapa, perikanan dan farmasi.
KEK MBTK dengan luas 557 hektare mengarahkan fokusnya kepada pengembangan kawasan industri pengolahan kelapa sawit, energi dan logistik.
KEK Morotai dengan 1.101 hektare, memilih fokus industri perikanan dan pariwisata.
Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia Hj Lisa Hasliana mewakili Gubernur Kaltim Isran Noor mengaku sangat bersyukur karena KEK MBTK yang sudah cukup lama diperjuangkan, akhirnya bisa diresmikan. “Tentu kita sangat berharap kawasan ekonomi khusus ini akan menjadi motor penggerak ekonomi andalan Kaltim di masa depan,” kata Lisa.
Apalagi, KEK MBTK memiliki letak yang sangat strategis di Alur Laut Kepualan Indonesia (ALKI) II. Jalur ini sangat prospektif untuk alur pengiriman barang menuju Amerika Serikat maupun negara-negara lain seperti Australia, Jepang, Pakistan, dan India.
Sementara Agus menambahkan, KEK MBTK juga siap melakukan perdagangan high speed diesel (HSD). “Tahun 2021 kami sudah targetkan untuk mengolah dan menampung HSD berstandar Euro 4 di KEK MBTK.”
“Jika kelak bisa dilakukan ekspor atau impor dengan kapasitas 750.000 m3 ton, maka tidak tertutup kemungkinan di kawasan Maloy akan dibangun fiuld storage integrated (penyimpanan cairan terintegrasi) yang akan menampung solar (biodiesel) berstandar Euro 4,” lanjutnya.
Jika proyeksi-proyeksi ini berjalan mulus, maka kehadiran KEK MBTK diyakini akan secara signifikan mendongkrak pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim.
“Sukses Maloy akan mendorong peningkatan ekonomi Kaltim dan tentunya rakyat akan lebih sejahtera,” tegas Agus.