Ini Jurus-jurus Voters agar PSSI Segera Gelar KLB Asprov PSSI DKI Jakarta
JAKARTA, difanews.com — Sedikitnya 19 voters sepertinya kian gerah oleh status quo kepengurusan Asosiasi Provinsi PSSI DKI Jakarta yang sejatinya sudah kadaluwarsa sejak Februari 2022.
Sejumlah upaya yang dilakukan sejauh ini belum membuahkan hasil berupa Kongres Luar Biasa untuk mengganti kepengurusan lama dengan kepengurusan baru yang dianggap sejalan dengan aspirasi para voters, yakni kebangkitan dan kemajuan sepakbola DKI Jakarta.
Kepengurusan PSSI DKI Jakarta yang masa jabatannya habis pada Februari 2022 itu, dianggap gagal melakukan pembinaan pemain terutama dengan kegagalan tim sepakbola DKI Jakarta lolos ke PON Papua 2020.
Namun, pengurus lama, meski masa berkuasa telah berakhir, masih bergeming dengan tak juga menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Tak pelak hal itu memunculkan dugaan ketidakberesan terkait pertanggungjawaban dana, baik dari sponsor dan utamanya dana dari Pemprov DKI (lewat KONI, maupun langsung ke Asprov)
Langkah-langkah menuju KLB sebenarnya sudah dilakukan seperti menggelar Kongres Biasa di Hotel Peninsula, di mana telah ditetapkan 5 orang KP (Komite Pemilihan) dan 5 orang KBP (Komite Banding Pemilihan). Kongres dihadiri Nico (legal PSSI), lalu diketuk palu Ketua Asprov DKI, Uden Kusuma Wijaya, harus segera menggelar KLB. Hasil Kongres Biasa itu juga dilaporkan Asprov PSSI DKI ke PSSI Pusat.
Usai Kongres Biasa itu, anehnya, Sekjen Asprov PSSI DKI Jakarta, Arhki, yang mestinya bekerja sama dengan KP/KBP, malah diberhentikan Asprov tanpa menunjuk pengganti atau Plt. Setelah itu, satu anggota KP mundur. Namun, dalam konsultasi dengan PSSI, Nico menyatakan tak masalah, bahkan sisa 3 anggota KP pun tetap sah berjalan.
Masih dalam kronologi pergantian pengurus, KP pun membuka pendaftaran Caketum, wakil, dan 5 Exco. Namun, hingga deadline, di posisi calon ketua hanya ada 1 pendaftar yakni H. Syahrial yang dibopong 19 voters lewat formulir A1 atau mayoritas, dari total 30 voters PSSI DKI.
Untuk memberikan waktu yang cukup untuk KP melakukan persiapan KLB, PSSI Pusat memperpanjang masa jabatan Asprov DKI selama 12 pekan (terhitung masa akhir jabatan), untuk menggelar KLB. Ternyata KLB juga tak kunjung digelar sehingga kepengurusan PSSI DKI Jakarta pun diambil alih PSSI Pusat dengan menunjuk Haruna Soemitro sebagai Plt dengan tugas utama menggelar KLB.
KP kemudian merekomendasikan 10 Juni 2022 sebagai waktu kepada Plt. Haruna untuk menggelar KLB. Namun, tidak ada respons positif. Bahkan Haruna sempat dikabarkan menampik mendapat tugas dari PSSI. KP lantas meminta bertemu dengan Haruna. Tapi, seperti ponsel tanpa sinyal dan kuota, taka da respons dari Haruna.
Karena itu tak aneh jika kemudian beredar isu bahwa beberapa oknum penguasa di PSSI sedang memaksakan salah satu eks Exco Asprov PSSI DKI 2018-2022 untuk menjadi Ketua Asprov, padahal kepengurusan terdahulu sudah terbukti tidak performed, baik secara finansial maupun organisasi.
Beredar isu pula bahwa ada oknum yang akan membubarkan KP dan membentuk KP baru untuk memberi kesempatan oknum Exco PSSI Pusat mendaftar, dan/atau menggugurkan H. Syahrial yang sejauh ini jadi calon tunggal.
Melihat hal-hal yang terjadi seperti ini, maka disiapkan tim audit oleh Inspektorat Provinsi DKI terhadap pengurus inti Asprov PSSI DKI: Uden Kusuma Wijaya (Ketua), Aldi Feraldi (Wakil), dan tiga Exco terdiri atas Vivin Cahyani, Benny Erwin, dan Jaelani Saputra.
Selain langkah itu, voters juga dikabarkan sudah meminta pertemuan dengan Ketum PSSI Mochammad Iriawan dan meminta agar siapa pun yang ditugaskan ikut turun tangan mengurus KLB Asprop DKI Jakarta, berani bertindak netral dan tidak memaksakan kehendak. Para voters meyakini Iwan Bule, sapaan Ketum PSSI, bisa bersikap bijaksana.
Dalam rilis 19 voters kepada sejumlah media di Jakarta, jurus pamungkas pun disiapkan jika KLB tetap tak dilaksanakan. Voters akan melaporkan kasus ini ke FIFA.
Mereka juga tetap kompak mendukung H. Syahrial, anggota DPRD DKI Jakarta Bidang Anggaran, demi perbaikan total sepakbola DKI Jakarta.***
