Jakarta, difanews.com — Sebelum duél Anthony Joshua dan Kubrat Pulev berlangsung, Oleksandr Usyk sepertinya ngotot menantang Joshua karena ia mengantongi tiket duél wajib dari WBO. Tapi, mengapa ia kini berubah pikiran?
Para promotor yang terlibat dalam rencana duél paling akbar –Joshua vs Fury — dalam sejarah tinju Inggris, terutama Eddie Hearn, mengisyaratkan Joshua akan bertarung melawan Fury. Ini duél unifikasi lima sabuk gelar sekaligus. WBA/IBF/WBO/IBO di tangan Joshua, dan WBC di pundak Fury.
Megatarung ini direncanakan 2021 setelah Joshua meladeni Pulev selaku penantang wajib IBF. Dan, 12 Desember, Joshua menghentikan Pulev di ronde 9 di London. Pascapertarungan itu, Hearn menepis kemungkinan Joshua meladeni Usyk lebih dulu. Langsung jumpa Fury.
Belakangan, Usyk yang semula minta gelar kelas berat WBO dilowongkan Joshua jika ingin langsung duél lawan Fury, kini mengisyaratkan ‘minggir’ sementara –hampir pasti dengan kompensasi yang juga tak sedikit.
“Semua empat gelar pada akhirnya akan berada dalam satu tangan,” kata Usyk, dikutip dari mirror dari The Sun. (5 gelar dengan IBO). Artinya, kelak ia bisa bertarung dengan pemenang Joshua-Fury.
“Saya masih tetap ingin bertarung dengan Joshua untuk perebutan gelar. Banyak faktor yang membuat pertarungan harus terjadi. Tapi, ada juga petinju lain yang sangat ingin bertarung dengan Joshua, seperti Tyson Fury,” lanjutnya.
Isyarat itu sedikit melegakan pihak-pihak terkait. Tapi, andai Usyk ngotot, Joshua mungkin akan melowongkan gelar WBO demi pertarungan bernilai 200 juta pon melawan Fury.
Buat Egis Klimas, manajer Usyk, pelowongan gelar dapat berarti Joshua takut bertarung dengan Usyk. “Itu berarti ia melihat ada risiko besar melawan Usyk dan kalah,” kata Klimas kepada BoxingScene.com.
Usyk sendiri tak begitu setuju dengan pendapat Klimas. Tapi, ia menyebut duél lawan Fury memang memberi Joshua peluang lebih baik.
