Asproksi: Ini 2 Efek Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri
JAKARTA, difanews.com — Sedikitnya ada dua efek positif jika stakeholder kesehatan di Indonesia lebih mengutamakan alat kesehatan produk dalam negeri sesuai imbauan Presiden RI Joko Widodo.
Efek pertama adalah peningkatan kualitas produk kesehatan dalam negeri. Kedua adalah ikut mempercepat proses pemulihan ekonomi pascapandemi Covid19.
Karena itu, Sekjen Asproksi (Asosiasi Produk Kesehatan Indonesia Standar Internasional) Fazhra Fawwas Al Firman sangat mengapresaiasi kebijakan Presiden Joko Widodo yang mendorong agar Rumah Sakit Daerah maupun swasta menggunakan alat kesehatan (alkes) dalam negeri.
“Ini merupakan langkah positif agar Indonesia bisa meningkatkan kualitas alat kesehatan,” ujar Fazhra kepada wartawan di Jakarta, Selasa (19/7).
Fazhra mengatakan, dengan memprioritaskan produk alat kesehatan dalam negeri juga diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi yang melanda sejumlah negara, tak terkecuali bangsa Indonesia.
Menurut Fazhra, Asproksi sendiri sudah memiliki banyak produk alat kesehatan yang diproduksi secara massal dan berstandar internasional yang tidak kalah kualitasnya dengan produk impor.
Lanjut Fazhra, saat ini selain alat kesehatan, Asproksi tengah melebarkan sayapnya untuk mempersiapkan diri dalam memenuhi pengadaan obat-obatan keseluruh Rumah Sakit, Puskesmas dan Faskes lainnya.
“Asproksi memberikan wujud nyata dalam menjalankan programnya, utamanya pengadaan alat kesehatan guna mendukung pemerintah dalam rangka memulihkan perekonomian nasional akibat terdampak Covid19,” jelasnya.
Fazhra menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan yang baik dan berkualitas di berbagai daerah yang telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
Asproksi pun siap memberikan edukasi dan sosialisasi kepada seluruh daerah di Indonesia terutama instansi terkait dan masyarakat pada umumnya akan alat kesehatan yang baik dan berkualitas.
Sebagai upaya konsolidasi karena selain memenuhi kebutuhan alat kesehatan, pihknya juga menyiapkan beberapa program lainnya, seperti jasa pembuatan izin alat kesehatan, pembuatan klinik kesehatan dan juga pengembangn bisnis di bidang herbal. Kendati demikian,
Pihaknya mengharapkan adanya kemudahan regulasi perizinan terkait pemasaran alat kesehatan Dalam Negeri sehingga dapat membangkitkan perekonomian nasional di tengah membanjirnya produk Alkes impor.
“Seperti ketika masuk di OSS, saat masuk ke laman berikutnya terkadang mengalami kesulitan, Untuk itu kami berharap kedepannya agar ada perbaikan sistem sehingga dapat mempermudah proses input data,” tandasnya.
Sementra, praktisi ekonomi dan pengamat kesehatan Dr. Ilyas Indra mendukung penuh program pemerintah dalam rangka ketersediaan produk alat kesehatan produk dalam negeri. Hal itu dikatakan Ilyas seiring dengan perkembangan pembangunan Rumah Sakit (RS), baik itu milik pemerintah maupun swasta.
Dengan peningkatan jumlah RS, kata Ilyas, sudah barang tentu kebutuhan alat kesehatan akan meningkat.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Komite Pemuda Nasional Indonesia (KNPI) ini juga berharap agar pelaku usaha terus meningkatkan kualitas produksi alat kesehatan produk lokal agar tidak kalah saing dengan produk impor.
“Sebab untuk memproduksi alat kesehatan tentu dibutuhkan sebuah teknologi yang tinggi yang selama ini lebih banyak dikuasai oleh alat kesehatan produsen asing. namun kami yakin bahwa produk dalam negeri tidak kalah saing dengan alkes produk impor,” jelasnya.
Ilyas berharap agar pemerintah berperan aktif dalam menjembatani industri alat kesehatan prosuk impor untuk berkolaborasi dengan industri dalam negeri guna memproduksi dan mengembangkan alat kesehatan di Indonesia. Pemerintah dapat mendorong penggunaan wajib alat kesehatan nasional seperti yang dilakukan oleh Malaysia, Korea, Cina, dan India.***