Jangan Disepelekan! 6 Kebiasaan Ini Bisa Jadi Picu Gula Darah Tinggi, Kenali Tanda-tandanya
JAKARTA, difanews.com — Usia dan riwayat genetik mungkin menjadi faktor umum yang menyebabkan gula darah tinggi. Namun, rupanya ada kebiasaan sehari-hari yang berpotensi membuat Anda mengalami hipeglikemia, apa itu?
Gula darah tinggi atau hiperglikemia adalah kondisi ketika kadar glukosa seseorang berada di atas 180 mg/dl pada 2 jam setelah makan.
Lonjakan gula darah yang tidak tertangani bisa memicu diabetes, penyakit jantung, masalah pankreas, hingga stroke.
Untuk itu, Anda perlu mengetahui apa saja kebiasaan yang memicu kenaikan kadar gula darah. Apa saja kebiasaan yang menyebabkan gula darah tinggi? Disarikan dari AARP, berikut 7 kebiasaan sehari-hari yang dapat memicu kenaikan gula darah
- Melewatkan sarapan
Beberapa orang mungkin pilih melewatkan sarapan demi menurunkan berat badan atau mengontrol gula darah. Namun kenyataannya, tidak sarapan justru menyebabkan seseorang berisiko terkena diabetes. Orang yang melewatkan sarapan biasanya justru berusaha menahan lapar dengan menyeduh kopi susu atau teh manis hingga ngemil makanan manis secara berlebihan sambil menunggu jam makan siang tiba.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di The Journal of Nutrition, sarapan juga penting dilakukan demi mempertahankan indeks massa tubuh (BMI) tetap berada di kisaran normal.
Seperti diketahui, orang dengan BMI di atas normal berisiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas yang memicu diabetes, penyakit kardiovaskular, dan masalah kronis lainnya.
- Duduk lebih dari 30 menit
Anda mungkin tahu bahwa olahraga teratur adalah kunci untuk mencegah gula darah tinggi dan diabetes. Hal yang mungkin belum diketahui beberapa orang yaitu duduk dalam waktu lama ternyata merupakan salah satu kebiasaan yang menyebabkan gula darah tinggi.
Sebuah penelitian yang diterbitkan Diabetes Care pada Juni 2021 menunjukkan, duduk selama 30 menit atau lebih dapat memicu lonjakan kadar gula darah. Itu sebabnya, American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan seseorang yang terbiasa duduk atau melakukan perilaku menetap untuk bangkit berdiri setelah 30 menit.
Anda dapat melakukan aktivitas ringan seperti peregangan, ke toilet, mengambil air minum, atau sekadar menyapa rekan kerja (bila berada di kantor).
- Konsumsi minuman beralkohol lebih dari 1 gelas per hari
Dalam batas tertentu, minuman beralkohol seperti wine dikaitkan dengan sejumlah manfaat kesehatan, termasuk mengurangi peradangan. Namun, konsumsi wine atau anggur secara berlebihan dapat meningkatkan glukosa darah. Dilansir dari Mayo Clinic, terlalu banyak konsumsi alkohol juga dapat mengurangi kemampuan pankreas dalam memproduksi insulin.
Kondisi ini membuat tubuh Anda berisiko kekurangan insulin sehingga mengalami diabetes.
- Kurang tidur
Kurang tidur kronis bisa menjadi penyebab seseorang memiliki gula darah tinggi. Dalam penelitian yang diterbitkan Diabetes Care pada 2022, partisipan yang mengalami insomnia cenderung mempunyai kadar gula darah yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak mengalami gangguan tidur. Hal itu karena kurang tidur bisa mengganggu keseimbangan hormon. Tubuh akan melepas lebih banyak hormon stres, seperti kortisol yang mendorong peningkatan gula darah.
Bukan itu saja, kurang tidur juga berisiko meningkatkan napsu makan dan mengurangi tingkat rasa kenyang sehingga seseorang akan mengidam makanan manis atau sumber karbohidrat lainnya.
- Merokok
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan, kebiasaan merokok dapat menyebabkan seseorang memiliki risiko 30-40 persen lebih besar dalam mengalami lonjakan glukosa darah. Karena itu, orang yang memiliki kebiasaan merokok sebaiknya segera berhenti.
Anda dapat berkonsultasi dengan dokter terkait cara berhenti merokok.
- Konsumsi makanan olahan atau instan
Makan olahan seperti daging atau sayuran kaleng, sosis, nugget, dan makanan ultra-processed lainnya dikaitkan dengan risiko diabetes, kanker, penyakit kardiovaskular, hingga depresi.
Para peneliti menyatakan, orang yang terbiasa menyantap makanan olahan cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori. Ini adalah pola makan berkualitas rendah yang cenderung menyebabkan obesitas.
“Makanan olahan umumnya tidak memberi rasa kenyang, berbeda dari real food (makanan utuh),” jelas Kara Mitchell, ahli diet di Duke Health and Fitness Center di Durham, Carolina Utara, dilansir health.kompas.com.
“Makanan ultra-processed cenderung membuat orang lebih banyak mengonsumsi sumber kalori. Padahal, kalori bisa memicu kelebihan berat badan dan akhirnya menjadi salah satu faktor penyebab resistensi insulin.” imbuhnya.
Lalu, apa ciri-ciri gula darah tinggi?
Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut gejala kenaikan kadar gula darah yang perlu Anda waspadai:
- Mudah haus atau sering lapar
- Sering kencing
- Penglihatan kabur
- Sering merasa lelah
- Penyembuhan luka lebih lama dari biasanya
- Infeksi jamur
Orang yang mengalami ciri-ciri gula darah tinggi seperti yang disebutkan di atas, disarankan segera melakukan cek darah dan berkonsultasi dengan dokter. Demi menjaga kesehatan dan mencegah risiko gula darah tinggi, setiap orang perlu menghindari kebiasaan yang bisa menyebabkan gula darah tinggi di atas.
Ingatlah, setiap perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari bisa berdampak besar pada kesehatan Anda. ***