Sepakbola IndonesiaSports

Bom Waktu Tim Indonesia U22 Gagal Dideteksi Thailand, Meledak di Kamboja

Oleh YUKIE H. RUSHDIE (Kolumnis Olahraga)

JAKARTA, difanews.com — Somtekan Irfan Jauhari di menit pertama babak perpanjangan waktu menghancurkan segalanya.

Gara-gara itu, Timnas Indonesia U22 kembali unggul 3-2 atas ‘Raja Asia Tenggara’, Thailand.

Gara-gara itu, konsentrasi bek Thailand, Jonathan Khemdee, pun berantakan dan harus diganjar kartu merah, sekaligus memudahkan anak-anak asuh Indra Sjafri menceploskan gol keempat dan kelima.

Petikan momen penting dari laga final cabang sepakbola di arena SEA Games XXXII Kamboja 2023 itu ternyata berbuntut panjang.

Gol Irfan Jauhari tadi memicu pecahnya tawuran saat ofisial Thailand ‘menyerang’ bench Indonesia, bahkan memukuli Tim Manajer Kombes Sumardji hingga terluka, dan berpotensi diselidiki FIFA.

Jonathan Khemdee pun kena sanksi larangan tampil seumur hidup di ajang SEA Games, gegara kekecewaannya berkepanjangan hingga upacara penghormatan pemenang, di mana ia ‘membuang’ medali perak dan boneka maskot Kamboja 2023 yang diterimanya kepada penonton.

Betul, sukses Indonesia merebut medali emas SEA Games setelah memburunya selama 32 tahun (terakhir terjadi di Filipina 1991) itu memang menjadi momen yang sudah pasti bakal disambut dengan euforia besar-besaran secara berkepanjangan.

Namun, tentu saja, Thailand sendiri bakal menyambut kegagalan pertama mereka setelah berkuasa beberapa dekade atas Indonesia itu dengan berbagai ekspresi kekecewaan yang juga berkepanjangan.

Momen itu mengingatkan publik pada keterkejutan Don King kala ‘Si Leher Beton’ Mike Tyson tumbang untuk kali pertama setelah bertahun-tahun mendominasi ring tinju kelas berat dunia, dihajar KO pada ronde ke-10 oleh James ‘Buster’ Douglas di Tokyo Dome, Jepang, 11 Februari 1990.

Kala itu, sederet upaya dilakukan Don King untuk membatalkan hasil pertandingan, termasuk menyatakan bahwa wasit seharusnya sudah menghentikan pertarungan pada ronde ke-8 saat Douglas terjatuh kena hantam uppercut kanan Tyson.

Namun, menurut promotor kondang berambut landak itu, wasit Octavio Meyran menghitung terlalu lambat, hingga akhirnya Douglas mampu bangkit dan kemudian terselamatkan bel penghujung ronde.

Badan tinju WBA dan WBC seketika menerima ‘dalil’ Don King itu lalu menunda pengakuannya terhadap Douglas sebagai juara dunia kelas berat. Hanya IBF-lah yang mengakui dan menyatakan kemenangan Douglas itu valid.

Akan tetapi, teriakan publik dan desakan sejumlah komite tinju di seantero jagad kemudian memaksa WBA dan WBC menghentikan investigasinya, lalu mengakui Douglas sebagai juara dunia kelas berat mereka.

Nah, langkah-langkah terkejut terhadap sesuatu yang semula dianggap ‘tak mungkin terjadi’ itu jualah yang kini tengah dihadapi dunia sepakbola Thailand.

Maka, tidaklah kelewat mengherankan kalau mereka mendadak kelihatan beringas, hampir seperti orang-orang yang kehilangan akal, dan merasa sangat kesulitan untuk menerima kekalahannya dari Timnas Indonesia.

Padahal, kalaulah mereka jeli dan bijak, senyatanya komposisi Timnas Indonesia U22 di SEA Games Kamboja 2023 ini bukanlah sederet pemain antah berantah yang tiba-tiba muncul ke Planet Bumi laksana makhluk asing alias alien.

Kiper Ernando Ari, bek kanan Bagas Kaffa, dan bek tengah Komang Teguh Trisnanda, sudah menjadi pilar kokoh saat Indonesia menjuarai Piala AFF U16 2018. Dan, lawan yang ditumbangkan tim asuhan Fakhri Husaini itu di final adalah Thailand.

Kemudian, Marselino Ferdinan dan Muhammad Ferrari merupakan laskar Timnas Indonesia asuhan Shin Tae Yong yang dianggap begitu mengerikan di Piala AFF U19 2022, sehingga memaksa Thailand dan Vietnam ‘main sabun’ hanya untuk menyingkirkan mereka.

Belum lagi kehadiran Rizky Ridho, Witan Sulaiman, serta Pratama Arhan yang sudah menjadi langganan Timnas Senior dan punya pengalaman dalam bentrok melawan pasukan Gajah Putih Thailand.

Dengan kata lain, skuad Timnas Indonesia U22 asuhan Indra Sjafri ini ibarat bom waktu yang sudah terpasang sejak beberapa tahun silam, dan akhirnya meledak di ajang SEA Games Kamboja 2023.

Jadi, sungguh tak masuk akal kalau ofisial Thailand mengecilkan potensi ledakan Rizky Ridho cs, bahkan menyebut kemenangannya tak lebih dari sekadar ‘keberuntungan besar’.

Memang, pada babak penyisihan grup SEA Games XXXII kemarin, Indonesia bergabung bersama Filipina, Myanmar, Timor Leste, dan tuan rumah Kamboja, yang dianggap relatif lebih ringan ketimbang kelompok ‘sebelah’ yang dihuni Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Laos.

Meski begitu, kinerja Ramadan Sananta cs mengemas 21 gol, kebobolan cuma 5 gol, dan tanpa pernah kehilangan satu poin pun alias 100%, termasuk menghajar dua penguasa sepakbola terkini di Asia Tenggara, Vietnam dan Thailand, tentunya takkan mungkin diperoleh hanya dengan mengandalkan faktor luck atau keberuntungan.

So, bahasa yang digunakan sejumlah ofisial Thailand semata-mata merupakan ‘topeng’ untuk menutupi kelalaian mereka mendeteksi bom waktu yang sudah ditebar Timnas Garuda Muda.

Orang panik itu kadang memang suka berulah aneh-aneh. Semata-mata demi menyelamatkan diri dari risiko-risiko yang harus mereka hadapi menyusul kinerja di luar dugaan.

Luar biasa, di usianya yang masih pada belia, Timnas Garuda Muda sukses bikin panik banyak pihak.

Apalagi, ya… apalagi, kalau saja Piala Dunia U20 jadi digelar di Indonesia, momen yang entah kapan lagi bisa didapat negeri ini, lalu ‘bom waktu’ tadi meledak di perhelatan akbar tersebut, pihak-pihak yang panik tentu bakal makin banyak lagi…

  • Yukie H. Rushdie, Kolumnis Olahraga

 

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button