Ketua Partai Komeito Jepang Menunda Kunjungan ke China Akibat Sengketa Limbah Nuklir
Jepang, difanews.com – Ketua Partai Komeito Jepang, Natsuo Yamaguchi, menggagalkan niatnya untuk mengunjungi China berdasarkan permintaan dari pemerintah Beijing. Penundaan tersebut muncul dalam situasi tegang antara kedua negara, dipicu oleh tindakan Tokyo dalam membuang limbah dari pembangkit listrik nuklir Fukushima ke Samudera Pasifik.
Sebelumnya, Yamaguchi berencana mengunjungi China pada tanggal 28 hingga 30 Agustus 2023 dengan harapan dapat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Ia juga berencana menyerahkan surat pribadi dari Perdana Menteri Fumio Kishida kepada orang nomor satu China itu.
“Namun, pihak China pada hari Sabtu memberi tahu Komeito bahwa waktunya tidak tepat mengingat situasi hubungan Jepang-China saat ini,” kata partai tersebut dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters dari laman CNBC, Sabtu (26/8/2023).
Seperti diketahui, Jepang merilis air limbah dari pembangkit nuklir Fukushima Kamis lalu. Hal ini dilakukan agar wilayah sekitar pembangkit nuklir yang rusak dihantam tsunami 2011 lalu itu dapat segera dinonaktifkan dengan aman.
Hal ini memicu reaksi keras dari China yang khawatir pembuangan itu akan mengancam ekosistem laut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin pada hari Selasa menuduh Tokyo “sangat egois dan tidak bertanggung jawab” dengan terus melakukan pembuangan air limbah nuklir.
Ia menambahkan, laut harus diperlakukan sebagai barang umum bagi umat manusia “bukan saluran pembuangan air Jepang yang terkontaminasi nuklir.”
“China sangat mendesak Jepang untuk menghentikan kesalahannya, membatalkan rencana pembuangan ke laut, berkomunikasi dengan negara-negara tetangga dengan tulus dan niat baik, membuang air yang terkontaminasi nuklir dengan cara yang bertanggung jawab dan menerima pengawasan internasional yang ketat,” kata Wang pada konferensi pers.
Selain China, Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee “sangat menentang” pembuangan air limbah dari pembangkit listrik nuklir itu. Menanggapi pengumuman Jepang, Hong Kong mengumumkan pembatasan impor beberapa produk makanan Jepang.
Kekhawatiran juga disuarakan pihak Korea Selatan (Korsel). Meski sejauh ini membatalkan keberatannya terhadap pelepasan limbah tersebut, partai-partai oposisi dan banyak warga Negeri Ginseng khawatir mengenai dampak pelepasan tersebut terhadap keamanan pangan.
Tak hanya pemerintahan, Greenpeace menggambarkan proses penyaringan tersebut memiliki kelemahan. Lembaga memperingatkan bahwa sejumlah besar bahan radioaktif akan tersebar ke laut dalam beberapa dekade mendatang.