Anies Baswedan Menciptakan Kehebohan Politik dengan Perubahan Cawapres yang Mengejutkan
JAKARTA, difanews.com – Baru-baru ini, Bakal Calon Presiden (Capres) Anies Rasyid Baswedan menciptakan kehebohan dalam peta politik pemilu 2024 dengan membuat banyak prediksi yang membuat para pengamat politik salah mengenai calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan menjadi pasangannya.
Anies yang digadang-gadang bakal berpasangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) malah dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Alhasil, Partai Demokrat resmi mencabut dukungan terhadap dirinya karena berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Hal ini karena Anies dicap sebagai pengkhianat. Anies dianggap telah berbohong terhadap Partai Demokrat sebagai partai pengusung soal pilihan calon wakil presiden (cawapres).
Anies pun sempat buka suara soal hal ini. Dalam keterangan video yang diterima CNN, Anies meminta seluruh relawan untuk tetap solid, dan berharap dinamika politik yang saat ini terjadi tidak mengganggu fokus mereka.
“Kepada seluruh relawan, mari kita terus konsentrasi pada usaha kita untuk melakukan perubahan. Kita ingin Indonesia yang lebih adil, lebih maju, dan kita fokus di situ. Dinamika yang terjadi saat ini jangan mengganggu konsentrasi kita,” kata Anies, dikutip dari CNBC, Sabtu (9/9/2023).
Anies mengaku pada waktunya bakal memberikan penjelasan secara gamblang ihwal dinamika yang terjadi, meski tidak secara langsung menyebut nama Partai Demokrat atau PKB.
“Dan ingat kita harus ikhlas, artinya dipuji tidak terbang dicaci tidak tumbang, kita jalani insya Allah ikhtiar kita akan dimudahkan jalannya,” imbuhnya.
Tanggapan Demokrat
Di sisi lain, Partai Demokrat juga buka suara soal cerita pengkhianatan Anies dan perginya Demokrat dari koalisi PKB. Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya menyebut bahwa perubahan itu terjadi secara tiba-tiba.
“Sesuatu yang tidak terduga dan sulit dipercaya terjadi. Di tengah proses finalisasi kerja Parpol koalisi bersama Capres Anies dan persiapan deklarasi, tiba-tiba terjadi perubahan fundamental dan mengejutkan,” katanya.
“Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS,” tambah dia.
Sementara itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengaku gelagat pengkhianatan itu sudah terlihat saat Ketum NasDem Surya Paloh menunda deklarasi Anies-AHY.
Padahal, menurut klaim Partai Demokrat, koalisi sudah sepakat bahwa bakal cawapres Anies adalah AHY dan akan dideklarasikan pada awal September tahun ini. Selain itu, Anies dan timnya dinilai tak pernah mendengarkan masukan atau saran dari para petinggi Partai Demokrat terkait strategi pemenangan.
“Gila, lu. Kita satu tahun lebih bersama segala apa. Kita ketemu partai lain saja, kalau ada yang mau ketemuan, kita kasih tahu. Ini aja nggak. Sehari setelahnya baru ngomong,” kata Herzaky dikutip dari detikcom.
“Ini NasDem sama PKB sudah sepakat, Anies dan Cak Imin, Demokrat mau ikut nggak? Gitu ngomong-nya. Gila lu ya. Kita sih bilang ini pengkhianat,” sambungnya.
Mereka menegaskan tak ada upaya kontak seperti telepon maupun pesan dari Anies ke pihak Partai Demokrat secara langsung.
Padahal, menurutnya, saat AHY bertemu elite PDI Perjuangan, Anies disebut sempat panik dan berkali-kali menelepon pihak Partai Demokrat. Setelah pertemuan itu, Anies juga disebut tergopoh-gopoh menemui AHY.
“Kami nggak terima itu, gila lu ya, lu tuh pengecut berdarah dingin. Sampai hari ini, tidak sekali pun dia berusaha nelpon atau berusaha WA Mas AHY. Padahal, waktu kita ketemu Puan Maharani aja, dia sampai bela-belain sehari bisa tiga kali telepon. Ini pengecut bener-bener, ini pengecut berdarah dingin, pengkhianat,” pungkasnya.