Bisnis

Siapa Sosok Dibalik Sukses Bisnis Tekstil Duniatex di Jawa Tengah?

DIFANEWS.COM – Duniatex bukan hanya perusahaan besar di industri tekstil Indonesia. Perusahaan ini juga simbol ketekunan, inovasi, dan kepemimpinan lintas generasi. Di saat banyak perusahaan tekstil mengalami kesulitan, Duniatex justru menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.

Menurut Direktur Duniatex Group, Yohanes Hendrawan, perusahaan telah merekrut lebih dari 5.000 tenaga kerja baru. Jumlah karyawan kini mencapai sekitar 18.000 orang. Angka ini naik signifikan dari masa pandemi yang hanya sekitar 13.000 orang.

“Sejak pandemi mereda, kami terus meluncurkan berbagai inisiatif agar tetap bertahan menghadapi dinamika industri,” ujar Yohanes, dikutip dari Indotextiles, Minggu (11/5). Kalimat ini mencerminkan optimisme dan semangat baru dari raksasa tekstil yang bermarkas di Jawa Tengah tersebut.

Namun, siapa sebenarnya sosok di balik Duniatex yang berhasil membangun dan membangkitkan perusahaan ini kembali?

Perjalanan Duniatex dimulai pada 1974, didirikan oleh Sugeng Hartono, seorang pengusaha asal Surakarta. Ia mendirikan CV Duniatex yang kala itu fokus pada industri finishing tekstil.

Dengan kualitas dan konsistensi produksi yang tinggi, usaha ini berkembang pesat. Sugeng dikenal sebagai sosok pekerja keras dan visioner yang percaya bahwa tekstil adalah industri masa depan Indonesia.

Melansir Duniatex, tonggak penting Duniatex terjadi pada 1988. Saat itu, Duniatex mengakuisisi PT Wijayatex yang merupakan perusahaan tekstil tenun.

Keduanya kemudian digabung menjadi PT Duniatex. Penggabungan ini menjadi titik awal ekspansi vertikal dalam rantai pasok industri tekstil.

Langkah ekspansi berlanjut dengan akuisisi PT Damaitex pada 1992 di sektor finishing. Kemudian pada 1998, dua perusahaan baru didirikan yaitu PT Dunia Sandang Abadi dan PT Delta Merlin Dunia Tekstil. Keduanya dibuat sebagai bagian dari strategi memperkuat lini pemintalan dan penenunan.

Setelah itu, Duniatex terus berkembang dengan berdirinya PT Delta Merlin Sandang Tekstil pada 2003, PT Delta Dunia Tekstil pada 2006, dan PT Delta Dunia Sandang Tekstil pada 2010. Duniatex bukan hanya produsen kain, tetapi juga sebagai grup perusahaan tekstil yang menguasai proses produksi hulu ke hilir.

Setelah Sugeng Hartono wafat, kepemimpinan diteruskan oleh putranya, Sumitro Hartono. Tak hanya melanjutkan bisnis keluarga, Sumitro juga memperluas cakupan bisnis hingga keluar dari sektor tekstil.

Di bawah kepemimpinannya, Duniatex tumbuh menjadi grup yang membawahi 18 perusahaan dengan area operasional lebih dari 150 hektare dan 40.000 pekerja. Kapasitas produksi juga meningkat hingga mencapai sekitar 600 juta meter kain per tahun.

Sumitro juga melakukan diversifikasi bisnis. Ia membangun Hartono Mall sebagai penghormatan kepada sang ayah.

Ia juga mengelola sejumlah hotel berbintang, seperti The Alana Solo, Best Western Solo, dan Marriott Yogyakarta. Hal tersebut merupakan bagian dari strateginya menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan.

Tak berhenti di situ, Sumitro mendirikan RS Indriati yang dikenal sebagai rumah sakit bertaraf internasional di wilayah Solo Baru. Rumah sakit itu dibangun untuk mengenang sang ibu, Indriyati.

Duniatex sempat mengalami ujian berat, terutama saat krisis keuangan pada 2019. Namun, perusahaan berhasil bangkit. Setelah pandemi mereda, manajemen melakukan restrukturisasi keuangan dan meningkatkan efisiensi produksi.

Berbagai teknologi modern diterapkan dalam proses pemintalan seperti ring spun, vortex, dan open end. Produk benang yang dihasilkan semakin beragam, mulai dari Cotton Combed, Viscose, Polyester, hingga benang ramah lingkungan seperti Recycled dan Tencel.

Fokus utama Duniatex saat ini adalah peningkatan kapasitas dan keberlanjutan bisnis. Dengan lebih dari 5.000 tenaga kerja baru dalam dua tahun terakhir, Duniatex kini memiliki sekitar 18.000 karyawan aktif.

Melalui perjalanan panjangnya, Duniatex adalah cerminan dari kepemimpinan visioner. Sugeng Hartono meletakkan fondasi kuat sebagai pendiri, sementara Sumitro Hartono membawa semangat baru untuk memperluas cakrawala bisnis. Keduanya menjadi sosok penting di balik bertahannya Duniatex hingga sekarang.***

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button