Warga Kampung Syok! Ibu Penjual Nasi Keliling Ternyata Bos Jaringan Sabu Rp5 Triliun
DIFANEWS.COM – Ponorogo. mendadak geger. Seorang warganya, yang selama ini dikenal pulang kampung sambil berjualan nasi bungkus keliling dan mengaku bekerja sebagai TKW, ternyata ditangkap sebagai gembong narkoba internasional di Kamboja. Namanya Dewi Astutik alias Paryatin, nama asli yang baru terungkap setelah operasi besar lintas negara digelar.
BNN memastikan penangkapan dilakukan pada Senin,(1/12/2025), di Sihanoukville, Kamboja. Operasi ini bukan operasi biasa ikut terlibat BNN, Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Atase Pertahanan RI, hingga BAIS TNI. Semua bergerak senyap untuk menangkap perempuan yang disebut sebagai aktor besar penyelundupan dua ton sabu jaringan Golden Triangle.
Dewi diringkus ketika melangkah menuju lobi sebuah hotel. Tak ada perlawanan. Ia bahkan disebut kooperatif saat diamankan. Di lokasi itu pula aparat mendapati seorang pria WN Pakistan yang diduga memiliki hubungan dekat dengan Dewi.
Usai ditangkap, Dewi langsung dibawa ke Phnom Penh untuk proses verifikasi identitas dan penyerahan resmi antarotoritas sebelum diterbangkan ke Indonesia.
BNN menyebut Dewi bukan sekadar kurir. Ia berada di balik aliran logistik dan pendanaan sindikat narkoba lintas negara yang mengalirkan sabu, kokain, hingga ketamin ke berbagai wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara.
Dalam kasus dua ton sabu Mei 2025, Dewi disebut punya peran sentral. Sebelum itu, dia juga dikaitkan dengan beberapa operasi besar sepanjang 2024 dari jaringan Golden Crescent.
Dengan penangkapannya, BNN berharap jalur peredaran narkoba internasional yang memanfaatkan Kamboja sebagai titik transit bisa terbongkar satu per satu.
Kontras total dengan sepak terjangnya di luar negeri, Dewi atau Paryatin dikenal warga Dusun Tenun, Desa Broto, Ponorogo, sebagai perempuan yang pendiam.
“Waktu pulang 2023 lalu jualan nasi bungkus keliling,” kata Didik Harirawan, Kepala Dusun setempat.
Tak ada yang menyangka bahwa perempuan berkacamata itu memiliki dua kehidupan yang bertolak belakang: satu sebagai TKW, satu lagi sebagai bos sindikat narkoba.
Sarno, suami Dewi, mengaku benar-benar kaget melihat kabar penangkapan istrinya.
“Saya syok, tapi saya pasrah. Lihat foto, benar itu istri saya,” ucap Sarno.
Menurut Sarno, Dewi berpamitan pergi ke Taiwan untuk kembali bekerja pada majikan lamanya sebagai pembantu rumah tangga. Ia tak pernah menyangka arah perjalanan istrinya kemudian berakhir di Kamboja sebagai buronan internasional.
“Soal gembong narkoba? Saya tidak tahu. Tahunya kerja sebagai TKW,” tegasnya.
Setibanya di Indonesia, Dewi akan menjalani pemeriksaan intensif untuk mengungkap alur pendanaan, logistik, hingga nama-nama lain di balik sindikat raksasa ini. BNN menyebut penangkapan Dewi sebagai salah satu operasi terbesar tahun ini.
Kasus ini sekaligus mengingatkan bahwa jaringan narkoba internasional kini bekerja sangat cair memanfaatkan pekerja migran, negara transit, dan identitas ganda untuk mengaburkan jejak.
