Idola

Tricahyo, Eks Pebulutangkis Nasional yang Kini Jadi Pebisnis Kuliner

Jakarta, difanews.com — Sejak mundur dari dunia bulutangkis nasional 15 tahun lalu, Tricahyo AN, 54 tahun, disibukkan dengan tampil dalam turnamen-turnamen kecil.

Berbagai turnamen bulutangkis (kelas veteran) tingkat daerah hingga nasional secara rutin diikuti sehingga stamina dan teknik bermainnya tetap terjaga.

Tricahyo juga rutin ‘ngombyongi’ para pemain bulutangkis daerah untuk membangkitkan gairah bermain bulutangkis.

Namun, pandemi virus corona membuat tak banyak yang bisa dilakukan Tricahyo. Pasalnya, turnamen veteran yang selama ini kerap diikutinya tak lagi bisa digelar.

Karena itu, Tri pun banting stir usaha kuliner. Ia membuka usaha Warung Makan ‘Gentong’ di Jalan Kebon Agung, selatan Lapas Cebongan, Sleman.

Menu yang disediakan spesial sate sapi dan tongseng ayam. Di rumah makan yang dikelola keluarga itu, tersedia pula menu tambahan semisal jamur, sosis sapi, daging sapi, jagung manis, hingga ayam cincang.

Bagi Tricahyo usaha warung makan yang dirintisnya seiring pandemi Covid-19 sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Kita tidak boleh diam menghadapi virus corona, melainkan harus berbuat sesuatu agar kehidupan tetap berlangsung. Selain menaati semua imbauan pemerintah, masyarakat harus berusaha untuk mencukupi kehidupan sehari-hari dengan berbagai cara,” katanya.

Bersama sang istri Margiyani dan anggota keluarga lain, Tricahyo ingin membuktikan bahwa Tuhan pasti menyediakan jalan kehidupan bagi umat-Nya.

“Dulu saya dikenal sebagai pemain bulutangkis dan sampai sekarang masih tetap konsisten bermain bulutangkis. Kini predikat saya bertambah sebagai pengusaha warung makan,” ujar Tricahyo, yang semasa SD hingga SMP bernaung di Persatuan Bulutangkis (PB) Sakti Yogya.

Meski mulai disibukkan dengan usaha kulinernya, Tricahyo juga masih menyediakan waktu untuk melatih bulutangkis, baik yang sifatnya privat maupun reguler.

“Rekan-rekan sesama pemain bulutangkis sering bertandang di warung makan saya,” kata Tricahyo, Kamis (26/11/2020).

Di kancah bulutangkis, nama Tricahyo mulai banyak disebut sejak turnamen ‘Moenadi Cup’ Semarang pada era 70-an. Di final kelas pemula ia bertanding melawan Joko Supriyanto dan di kelas remaja melawan Hermawan Susanto.

Juara?

“Saya spesialis final, tetapi selalu gagal menjadi juara,” ujarnya berseloroh.

Sumber

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button