Kunjungi Rutan Prabumulih , Stafsus Menimipas Terpukau Program Ketahanan Pangan, Budidaya Nanas hingga Ternak Domba

PRABUMULIH, DIFANEWS – Staf Khusus Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menimipas) Bidang Hubungan Kemasyarakatan, Ahmad Fanani SIP MHan, didampingi Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media, Ir H Abdullah Rasyid ME, melakukan kunjungan kerja ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Prabumulih, Sabtu, 6 Desember 2025.
Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka inspeksi mendadak (sidak), pembinaan, serta pengawasan pelayanan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), sekaligus memastikan pelaksanaan program berjalan selaras dengan Astacita Presiden RI Prabowo Subianto serta 13 Program Prioritas Kemenimipas.
Dalam keterangannya, Ahmad Fanani menegaskan bahwa Rutan dan Lapas kini tidak lagi sekadar menjadi tempat menjalani hukuman, melainkan telah bertransformasi menjadi pusat pembinaan yang produktif, edukatif, dan berorientasi pada kemandirian.
“Kami ingin mengubah stigma bahwa Rutan itu hanya tempat ‘sampah sosial’. Sekarang justru harus menjadi tempat pembinaan yang menghasilkan SDM unggul, terampil, dan memiliki nilai ekonomi. Ini sejalan dengan Astacita Presiden Prabowo dan 13 program strategis Menimipas,” tegas Fanani.
Salah satu fokus utama yang mendapat perhatian dalam kunjungan tersebut adalah program ketahanan pangan terpadu berbasis pembinaan WBP yang telah dijalankan di Rutan Prabumulih. Program tersebut diwujudkan melalui budidaya pepaya California, penanaman nanas Prabumulih atau nanas Quen, serta peternakan domba yang dikelola langsung oleh warga binaan dengan pendampingan petugas.
Tidak hanya berhenti pada sektor budidaya, Rutan Prabumulih juga mengembangkan inovasi pengolahan daun nanas menjadi serat bernilai ekonomis. Serat nanas tersebut selanjutnya akan diolah menjadi beragam produk kerajinan tangan, seperti anyaman, aksesoris, hingga produk kreatif lainnya yang memiliki nilai jual.
Sementara itu, sisa olahan daun nanas yang tidak dimanfaatkan sebagai serat tetap dimaksimalkan sebagai pakan ternak bagi peternakan domba, sehingga tercipta sistem pertanian-peternakan terpadu yang ramah lingkungan dan minim limbah.
Menurut Fanani, program ini bukan hanya bertujuan memenuhi kebutuhan pangan internal rutan, tetapi juga sebagai sarana pelatihan keterampilan kerja yang nyata bagi WBP agar memiliki bekal kemandirian setelah kembali ke tengah masyarakat.
“Warga binaan tidak hanya diajarkan bertani dan beternak, tetapi juga mengolah hasilnya menjadi produk bernilai ekonomis. Ini penting agar mereka memiliki keterampilan wirausaha dan bisa mandiri setelah bebas,” ujarnya.
Sementara itu, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media, Ir H Abdullah Rasyid ME menekankan pentingnya publikasi positif atas transformasi pemasyarakatan yang tengah dijalankan di seluruh Indonesia, termasuk di Rutan Prabumulih.
“Perubahan wajah pemasyarakatan ini harus diketahui masyarakat luas. Rutan hari ini bukan lagi tempat tertutup, melainkan ruang pembinaan yang produktif, terbuka, dan memberi kontribusi nyata, khususnya dalam mendukung ketahanan pangan dan ekonomi kreatif,” ungkapnya.
Kepala Rutan Prabumulih bersama jajaran menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kunjungan serta dukungan dari jajaran Stafsus Menimipas. Ia menegaskan komitmen pihaknya untuk terus mengembangkan berbagai program pembinaan kemandirian, inovasi pertanian terpadu, serta pengolahan hasil menjadi produk bernilai jual.
“Kunjungan ini menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus berinovasi dan menjadikan Rutan Prabumulih sebagai rutan yang produktif, mandiri, humanis, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” pungkasnya.
Dengan adanya program budidaya pepaya California, nanas Quen, pengolahan daun nanas menjadi serat kerajinan tangan, serta peternakan domba yang saling terintegrasi, Rutan Prabumulih semakin memperkuat perannya dalam mendukung agenda nasional, khususnya ketahanan pangan, ekonomi kreatif, dan pembinaan kemandirian WBP berbasis ekonomi produktif.



