China Mengingatkan AS tentang Potensi Bahaya Akibat Dukungan Militer untuk Taiwan
CHINA, difanews.com – China mengingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa mereka telah melanggar batasan dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada Taiwan. Pemerintah Tiongkok menyatakan bahwa situasinya saat ini menghadapi risiko serius dengan potensi dampak yang sangat berbahaya
The Global Times, sebuah surat kabar komunis yang dikelola pemerintah China, menerbitkan sebuah opini yang mengkritik program pendanaan militer senilai US$ 80 juta yang baru-baru ini diumumkan AS untuk Taiwan.
Opini tersebut mengatakan dengan meningkatnya jumlah dan intensitas metode intervensinya, maka timbul badai konsekuensi mematikan yang akan segera terjadi pada Taiwan tidak dapat diabaikan.
“Ketidakpuasan dan penentangan tegas China terlihat jelas, namun tanggapan China terhadap provokasi terus-menerus yang dilakukan AS terhadap pertanyaan Taiwan tidak akan terbatas pada pernyataan belaka,” tulis Global Times, dikutip dari CNBC, Sabtu (2/8/2023).
Pernyataan tersebut muncul tak lama setelah Associated Press melaporkan bahwa pemerintahan Joe Biden menyetujui transfer militer sebesar US$ 80 juta ke Taiwan di bawah program Pembiayaan Militer Asing (FMF).
Saat memberi tahu Kongres, Departemen Luar Negeri AS mengatakan transfer tersebut akan digunakan untuk memperkuat kemampuan pertahanan Taiwan melalui kemampuan pertahanan bersama dan gabungan serta meningkatkan kesadaran domain maritim dan kemampuan keamanan maritim.
Menurut AP, FMF biasanya digunakan untuk negara berdaulat, dan China terus mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, sementara AS tidak setuju dan mengatakan Taiwan adalah negara merdeka.
Selain Global Times, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengkritik pemindahan militer AS ke Taiwan.
Keputusan AS untuk menyediakan senjata ke wilayah Taiwan di Tiongkok berdasarkan Pembiayaan Militer Asing yang digunakan untuk negara-negara berdaulat sangat melanggar prinsip satu Tiongkok dan ketentuan tiga komunike bersama China-AS, khususnya Komunike 17 Agustus 1982.
Wang menyebut, langkah ini melanggar hukum internasional dan norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional, melemahkan kedaulatan dan kepentingan keamanan China, merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dan mengirimkan sinyal yang sangat salah kepada kekuatan separatis ‘kemerdekaan Taiwan’.
China menyesalkan dan dengan tegas menentang tindakan tersebut.
“Hanya ada satu China di dunia dan Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah China. Masalah Taiwan sepenuhnya merupakan urusan dalam negeri China dan tidak boleh ada campur tangan pihak asing,” tegas dia, dikutip Newsweek.
Meskipun ada kritik dari pemerintahan Xi Jinping, jajak pendapat yang dilakukan oleh Newsweek pada bulan April menemukan bahwa 56 persen warga Amerika mengatakan mereka akan menyetujui intervensi militer AS jika China menginvasi Taiwan.