JAKARTA, difanews.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan telah ditemukan obat gagal ginjal akut pada anak yang merebak belakangan ini, empat dari enam pasien yang diobati dengan antidotum, obat dari Singapura untuk pasien anak gagal ginjal akut, menunjukkan respons positif.
Pasien tersebut diberikan perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr Cipto Mangunkusumo atau RSCM.
“RSCM sebagai tim ahli ginjal nasional kita, telah mendatangkan obatnya dari Singapura, sudah tiba dan kita coba dari 6 pasien 4 positif responsif, jadi obat ini begitu kita lihat, responsnya positif,” ungkapnya dalam agenda FMB ID, Jumat (21/10).
Karena melihat perkembangan yang baik, maka pihaknya segera mendatangkan dalam jumlah cukup banyak untuk bisa disebarkan di seluruh RS, karena ini kejadiannya sudah teridentifikasi di 20 provinsi di seluruh RI dengan total lebih dari 200 kasus.
“Obat-obatan sudah teridentifikasi dan sudah kita tes dalam sampel tertentu dan relatif aman, sekarang kita datangkan lebih besar sehingga diharapkan dapat memberikan perlindungan bagi balita-balita kita kalau misal terkena racun ini,” lanjut Menkes.
Hasil investigasi pasien dengan anak gagal ginjal akut misterius, lanjut Menkes, akan dirilis Jumat sore ini. Berdasarkan temuan GP Farmasi, Ikatan Apoteker Indonesia, IDAI, hingga para ahli farmakologi dan toksikologi.
Langkah antisipatif adalah diberlakukan untuk menyetop sementara penggunaan obat sirop, hal ini merupakan kehati-hatian, mencegah agar tak banyak korban yang terus dilaporkan. Meskipun penyebab pasti belum diketahui, Menkes menemukan dampak senyawa kimia pada ginjal anak-anak yang meninggal.
Sebagian besar laporan tersebut ditemukan pada balita.
“Sehingga kita sangat berhati2, kita cek ginjal anak-anak yang meninggal betul ada dampak dari senyawa kimia tersebut. Kita datangi rumahnya dari seluruh pasien yang sakit, kita menemukan ada beberapa obat-obatan yang harus kita jaga,” bebernya.***