Hujan Lagi di Hulu, Pencarian Korban Banjir Bandang Sukabumi Ditunda Dulu
Selain korban hanyut, tim gabungan di lokasi bersama warga masih bahu-membahu melakukan evakuasi pasca bencana. Dapur umum juga sudah didirikan di lokasi untuk menjamin kebutuhan pangan warga terdampak.
JAKARTA, DIFANEWS.com — Koordinator Pos Basarnas Sukabumi, Faber Sinaga beserta jajarannya terpaksa menunda untuk pencarian korban jiwa akibat banjir bandang di Cibuntu, Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Selasa (22/9/2020).
Faber menyebut, pencarian ditunda mempertimbangkan keselamatan tim pencarian mengingat cuaca hujan di hulu.
“Kondisi hujan deras di hulu. Pencarian ditunda dulu. Nanti setelah hujan reda, kita lanjutkan lagi. Kita fokus ke pencarian korban jiwa,” kata Faber kepada sukabumiupdate.com.
Data sementara mencatat ada tiga warga yang hanyut akibat banjir bandang di Cibuntu, Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Dua korban atas nama Hasim (60 tahun) dan Jeje (58 tahun) berhasil ditemukan pada Selasa pagi. Dua korban ditemukan di dua aliran sungai daerah Tenjojaya Kecamatan Cibadak dan Kecamatan Parungkuda. Sementara satu korban hanyut atas nama Anang alias Jago (25 tahun) belum ditemukan.
Selain korban hanyut, tim gabungan di lokasi bersama warga masih bahu-membahu melakukan evakuasi pasca bencana. Dapur umum juga sudah didirikan di lokasi untuk menjamin kebutuhan pangan warga terdampak.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi merilis update data terkini dampak banjir bandang wilayah utara, (Cicurug, Parungkuda dan Cidahu). Terdata 311 bangunan mayoritas rumah tinggal terdampak, rusak berat dan ringan akibat diterjang banjir bandang, sejumlah jembatan putus, puluhan warga luka-luka, dua orang meninggal satu masih dalam pencarian.
Dalam rilis yang diupdate 22 September 2020 pukul 09.00 WIB, menyebut ada 12 desa di tiga kecamatan yang terdampak banjir bandang dari sejumlah sungai yang berhulu di kaki gunung salak. Pemkab menyebut ada dua sungai utama yang meluap yaitu Citarik dan Cipeuncit, yang pada Senin petang kemarin sempat menimbulkan banjir bandang setinggi kurang lebih lima meter di sejumlah lokasi.
Di Kecamatan Cicurug Desa Cisaat Kampung Cipari dilaporkan sekitar 40 rumah terendam, 40 kepala keluarga atau 120 jiwa terdampak. Di sini dilaporkan ada kendaraan roda dua dan empat yang hanyut diterjang banjir bandang.
Wilayah terdampak paling parah adalah Kampung Cibuntu Desa Pasawahan, sekitar 200 rumah terendam, 210 kepala keluarga terdampak dan harus mengungsi. Dua warga dilaporkan hanyut, dan 20 lainnya luka-luka.
Kampung Aspol Kelurahan Cicurug ada 4 Unit rumah terbawa hanyut dan 16 jiwa harus mengungsi.
Kampung Nyangkoek Desa Mekarsari, kurang lebuh 10 unit rumah terendam, 40 jiwa terdampak. Kampung Lio sekitar 30 rumah terendam. Desa Bangbayang di Perumahan Setia Budi 5 unit rumah terendam,15 jiwa terdampak.
Banjir bandang ini juga menerjang sejumlah desa di Kecamatan Parungkuda. Di Desa Langensari Kampung Bojong Astana dilaporkan 4 rumah dan 1 mushola terendam, jembatan penghubung lingkungan terputus.
Desa Kompa Kampung Bantar; 2 rumah dan 1 mushola terendam, jembatan penghubung lingkungan terputus penghubung 3 kecamatan, Parungkuda, Bojonggenteng.
Di Kecamatan Cidahu. Desa Babakanpari Kampung Bojong Astana 4 rumah terendam. Desa Podokkaso Tengah Kampung Bantar; 9 rumah terendam dan 3 jembatan penghubung desa rusak berat.
Desa Podokkaso Tonggoh; 1 jembatan penghubung desa rusak berat. Desa Jayabakti Kampung Cibojong; 1 rumah rusak berat, 1 rumah rusak sedang, dan jembatan penghubung desa terputus.
Posko pengungsi baru dibangun di 1 titik yaitu di masjid Kampung Cibuntu Desa Pasawahan Kecamatan Cicurug yang merupakan lokasi dengan dampak kerusakan terbanyak. Rencananya pengungsian di lokasi tersebut akan dipusatkan di area parkir PT Hoya di Kampung Cibuntu Desa Pasawahan.