Ini Alasan Jaino Matos Beli Saham Persija Barat
Jakarta, difanews.com — Persija Barat di bawah CEO Taufik Jursal Effendi tak pernah lelah coba membina pemain usia muda di Jakarta. Dan itulah yang membuat Jaino Matos, pelatih asal Brasil yang nyaris khatam dengan persepakbolaan Indonesia tertarik ikut mengembangkan pemain muda.
Jaino, seperti dikatakan Taufik, resmi mengakuisisi saham Persija Barat melalui PT Jakarta Bola Prima.
“Setelah 10 tahun berada di sepakbola Indonesia, mulai dari usia muda, Liga 1, Liga 2 dan Timnas di semua kelompok umur, saya mengerti dan jelas tentang lanskap sepakbola Indonesia,” kata Jaino seperti dilansir Bolalob.
Jaino menjelaskan bahwa ia membutuhkan waktu dalam mengakuisisi sebagian saham Persija Barat. Ia bahkan mematangkan konsep fondasi klub agar berjalan dengan sistematis.
“Dari hal yang sederhana, tugas setiap staf di dalam tubuh klub, mulai dari persiapan seragam pemain, nutrisi, program psikologi dan sosiologi (membentuk sikap yang tepat), dan tentu saja program latihan dan bentuk pola permainaan khusus, selama satu tahun kita matangkan konsep tersebut, bahkan saya membentuk tim khusus dengan ahli kesehatan, bisnis dan manajemen risiko lalu pada akhirnya kami akuisi sebagian saham Persija Barat,” beber Jaino.
“Tugas saya sebagai komisaris/Direktur Teknik, semua keputusan teknis, dari pilihan pemain, program pemain dan pilihan pelatih ada di tangan saya, dan ada beberapa departmen lain seperti, bisnis, kesehatan, operasioanl dan lain lain, semua departmen ada seorang ahli,” ungkap Jaino.
Menurut Jaino, di era baru Persija Barat ini fondasi utama adalah konsep klub, jangka pendek dan panjang klub ini pilihan restrukturisasi klub.
“Kami sepakat tidak akan membicarakan sepakbola lebih dulu sebelum adanya konsep dasar yang rapi dan jelas, tapi dua pilar utama di klub ini adalah Persija Barat Football Academy dan tim solid, dengan staf sesuai filosofi klub,” tambah Jaino.
Dikatakannya juga, dalam 10 tahun terakhir klub berjalan tanpa konsep yang baik. Keputusan teknis di ambil dari pihak yang tidak mengerti teknis atau punya kepentingan lain. Hasilnya terlihat negatif di lapangan dan ia tidak ingin itu terus terjadi di Persija Barat.
“Kami akan bangun budaya permainaan, agresif, main sungguh-sungguh di dalam setiap kegiatan akan menjadi jati diri kita. Namanya ‘Pasukan Barat’ berarti pelatih dan pemain wajib masuk di dalam jati diri ini.”
Konsep itu tentu sejalan dengan sosok Taufik.
Taufik memang bukan orang baru di sepakbola Jakarta. Ia sempat aktif di lingkup pembinaan Persija pada era 1980-an. Taufik bersama beberapa pelatih Persija, membangun pembinaan Persija yang dipusatkan di Stadion Menteng. Ia juga pendiri Asosiasi Sekolah Sepakbola Indonesia (ASSBI).
Taufik masuk ke Persija Barat pada 2015. Saat itu ia baru saja pulang dari Portugal dan sempat studi banding dengan sepakbola di negara tersebut.
Taufik melihat potensi Persija Barat sebagai klub yang mampu menampung pemain muda dari ibukota. Baginya, sepakbola ideal tidak melulu bicara prestasi, tapi juga bagaimana memberi tempat luas kepada pesepakbola muda untuk berkreasi.
Rencana Taufik menjadikan Persija Barat sebagai ‘rumah’ pemain muda ibukota dimulai pada 2016. Persija Barat berubah menjadi klub yang berbadan hukum di bawah PT Jakarta Bola Prima. Hal ini mewujudkan misi Persija Barat mengembangkan sayapnya di kota sendiri.
“Sejak 2011 saya sudah kenal dengan Taufik, saya pernah diundang untuk membawa program ‘football science’, membagun metode latihan untuk Timnas U-14, waktu itu Taufik duduk sebagai Sekretaris Timnas , visi-misi memang sudah cocok dan tahun lalu kami bertemu lagi dan bersama kami bangun ‘Era Baru Persija Barat’, kami akan utamakan Persija Barat sebagai pabrik pemain muda berkualitas dengan sikap yang tepat, dan naik kasta juga,” tutup Jaino.
Sebagai eks perserikatan, Persija Barat memiliki anggota-anggota yang kini diwadahkan dalam Asosiasi Kota (Askot) PSSI Jakarta Barat.
Melalui Askot, klub-klub anggota Persija Barat berkompetisi dan menyetor pemain terbaik ke Persija Barat untuk ajang Piala Soeratin U-15, U-17, dan Liga 3 DKI Jakarta. Persija Barat sendiri dengan bebas menggelar kompetisi rutinnya di Stadion Cenderawasih.