Travel

Kawasan Kumuh di Lhokseumawe Itu, Kini Jadi Kawasan Wisata & Bisnis

JAKARTA, DIFANEWS.COM — Sebuah kawasan kumuh di Desa Jawa Lama dan Desa Hagu Selatan Kota Lhokseumawe, Aceh, kini berganti rupa menjadi destinasi wisata yang indah. Kawasan yang dulu kotor itu kini dikenal dengan nama Pantai Jagu.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Lhokseumawe Salahuddin mengatakan pembangunan destinasi wisata tersebut bertujuan untuk membangkitkan ekonomi masyarakat melalui pariwisata.

“Kawasan ini dikembangkan menjadi wisata bahari Selat Malaka Kota Lhokseumawe dan menjadi solusi membangkitkan ekonomi masyarakat yang terpuruk akibat pandemi Covid-19,” kata Salahuddin, Kamis (29/7), dilansir tempo.co.

Menurut Salahuddin, saat ini sudah terlihat geliat ekonomi masyarakat di kawasan tersebut. Namun, yang patut disyukuri adalah kawasan kumuh itu kini sudah terlihat bersih.

Koordinator Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Fitriansyah mengatakan setelah kawasan kumuh tersebut disulap menjadi lokasi wisata, pihaknya bersama Pemkot Lhokseumawe akan mengembangkan pusat bisnis di tempat itu.

“Di lokasi wisata ini akan dijadikan pusat bisnis masyarakat seperti bisnis kuliner dan bengkel bagi perahu nelayan, dan kegiatan perekonomian lainnya,” kata Fitriansyah.

Fitriansyah mengatakan berkat program itu, kawasan kumuh di Kota Lhokseumawe tersisa 8 hektare dari sebelumnya mencapai 116 hektare.

Kawasan kumuh yang diubah jadi kawasan wisata.

Saat ini, banyak warga yang sudah bisa memanfaatkan keberadaan Pantai Jagu (Jawa dan Hagu) untuk mengisi waktu luang bersama keluarga.

Pantai dan kawasan hutan menjadi pilihan warga mengisi masa liburan.

“Warga menghindari kerumunan, untuk mencegah penyebaran virus corona,” jelas Bunda Ratih, 30, yang biasa disapa Dedek Pesek, salah seorang warga penjual siomay yang menetap di pemukiman nelayan Kampung Jawa Lama, Lhokseumawe, dikutip dari Buser Dirgantara 7.

Pemerintah pusat sedang membangun tanggul sepajang Pantai Jagu. Meskipun pembangunan tanggul belum selesai, namun lokasi itu sering didatangi warga untuk menikmati suasana pantai.

Dari atas tanggul pantai Jagu, pengunjung juga ada yang memancing ikan sambil melihat hamparan laut Selat Malaka. Aktivitas nelayan di laut yang menggunakan boat berbagai-bagai ukuran, juga menarik perhatian pengunjung.

Sepanjang tanggul juga, mereka bisa melihat kegiatan nelayan menangkap ikan, dengan menggunakan pukat darat. Aktivitas ‘tarek pukat’ biasanya hanya bisa dinikmati melalui tarian tradisional. Namun di lokasi tanggul proyek penataan kawasan nelayan Jagu, bisa melihat langsung kegiatan tarek pukat.

Disana juga sangat cocok bagi kaum muda mudi atau rombongan keluarga untuk bersantai, sembari menyantap penganan di kala sore tiba, sambil menikmati siraman sinar matahari.

Para pengunjung sering juga yang membeli ikan di tempat tersebut di saat nelayan menarik pukat ke darat.

Proyek penataan kawasan nelayan di Lhokseumawe diperkirakan panjangnya 1.000 meter lebih. Sebelumnya, kawasan itu sulit dilintasi. Sepanjang pantai dipenuhi batu gajah, untuk antisipasi abrasi pantai. Akibatnya, keindahan pantai tidak bisa dinikmati warga.

Namun setelah dibangun tanggul, warga semakin mudah melintas dengan roda dua dan roda empat.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button