SAMARINDA, difanews.com — Lupi Trilaksono mengimbau agar Kalimantan Timur (Kaltim) dapat membangun industri Usaha Kecil Menengah (UKM) Alkes. Walaupun Kaltim belum memiliki industri alkes manufaktur, namun penggunaan alkes produk dalam negeri sudah masuk Provinsi Kaltim.
“Karena Kaltim punya rumah sakit yang cukup banyak. Jadi kami harapkan pelaku pelayanan kesehatan untuk mulai menggunakan produk Alkes dalam negeri dan tentu ditopang oleh distributor daerah itu sendiri,” imbuhnya.
Hal itu ditegaskan Lupi Trilaksono, Ketua Tim Kerja Peningkatan dan Fasilitasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) Alat Kesehatan dan Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri Direktorat Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI), dalam Seminar Nasional ‘Kaltim Bangga Buatan Indonesia’ yang digelar Gabungan Perusahaan Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Indonesia Provinsi Kaltim di Hotel Harris, Kamis (28/7).
Mengawali keterangannya, Lupi mengatakan, di Indonesia industri manufaktur alat kesehatan (Alkes) produk dalam negeri belum merata secara keseluruhan termasuk wilayah Kaltim.
Lupi mengatakan, sesuai kebijakan nasional untuk menggunakan produk dalam negeri, maka hal itu harus memicu tumbuhnya industri baru Alkes dalam negeri.
“Kita bisa mulai dari industri yang rendah. Maksudnya tidak terlalu tinggi risikonya semisal kursi roda, Hospital Bag, medis habis pakai kemudin yang berpotensi untuk dikembangkan di Kaltim,” jelasnya.
Terlebih kata dia, Kaltim terkenal dengan sumber daya alam (SDA), sehingga memungkinkan farmasi atau obat tradisional dikembangkan dan tumbuh di Kaltim.
“Itu bisa saja karena Kaltim SDA-nya banyak,” tuturnya di infosatu.com.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi mengatakan, Pemerintah Provinsi Kaltim harus berkolaborasi untuk mewujudkan tatanan ekonomi baru bagi Indonesia dengan membelanjakan APBD pada produk-produk dalam negeri.
Ditambahkan Hadi, diperlukan sosialisasi dan seminar yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan dan membangkitkan semangat belajar produk dalam negeri.
“Tentu Kaltim akan memfasilitasi hal itu. Jangan biarkan pelayanan kesehatan bekerja sendiri. Kita harus berkolaborasi seperti yang tadi disampikan belum semua provinsi melaksanakan,” tandasnya.***