Mali U17 Bungkam Argentina 3-0, Begini Ketidakpuasan Pelatih Coulibaly
SOLO, difanews.com: Tim Mali U17 membuat kejutan. Menjadi kuda hitam saat lolos ke semifinal, mereka harus bersaing dengan tiga raksasa sepakbola dunia, Argentina U17, Prancis U17 dan Jerman U17.
Ternyata, Mali U17 sukses merebut peringkat tiga setelah menaklukkan Argentina U17 3-0, Jumat (1/123)
Lalu, apa pengaruhnya hasil Piala Dunia U17 ini untuk perkembangan pemain muda di Mali?
Pelatih Soumalia Coulibaly mengatakan tentu hasil ini berperan penting untuk para pemain muda, khususnya yang ada di tim ini. Karena mereka melalui banyak pertandingan untuk bisa mendapat hasil terbaik di Piala Dunia U17 2023.
“Untuk perkembangan pemain muda Mali, bisa dilihat dari performa tim ini di setiap kejuaraan yang diikuti. Mulai dari Kejuaraan Afrika U17, lalu lolos sampai semifinal menempati peringkat 3-4, kemudian kami bermain di Piala Dunia U17 yang menjadi next step,” tambah Coulibaly.
“Setiap pertandingan mereka semakin matang dan ini akan turut membuat tim pelapis mereka di Mali lebih bersemangat mengejar. Karena setelah ini, mereka akan dipersiapkan untuk Piala Dunia U-20,” tambahnya.
Kapten Tim Mali, Ibrahim Diarra pun mengakui hal tersebut. Menurutnya turnamen ini merupakan momen tepat di mana mereka bisa belajar banyak.
“Kami belajar banyak dalam turnamen ini, meskipun kami tidak bisa mendapatkan target kami, tapi kami masih di sini. Belajar bagaimana kami bermain sebagai tim, bagaimana kami menyikapi hal-hal di luar lapangan, dan belajar bagaimana lebih baik lagi di pertandingan selanjutnya. Itu yang terpenting,” tukasnya.
Ambisi Mali membawa pulang medali perunggu di Piala Dunia U17 2023 akhirnya memang kesampaian. Mereka melahap habis Argentina 3-0 di laga perebutan posisi tiga di Stadion Manahan, Solo.
Hasil ini merupakan yang terbaik kedua yang dihasilkan timnas Mali U17 di Piala Dunia U17. Sebelumnya pada edisi 2015, Mali U17 lolos ke partai final meskipun belum mampu memetik gelar juara.
Tidak ada yang menyangka Mali U17 mampu mendominasi permainan Argentina U17 yang notabene merupakan salah satu kekuatan sepakbola dunia. Kapten tim Ibrahim Diarra bersama Doumbia Mamadou, dan Hamidou Makalou memberi kontribusi besar membantu tim untuk kemenangan Mali.
“Saya katakan kepada pemain bahkan sebelum persiapan untuk turnamen ini. Bahwa target kami adalah memenangkan turnamen ini. Ketika gagal di final pertama, saya bilang kami perlu memenangkan final kedua. Ini penting untuk masa depan para pemain muda Mali ini,” kata Coulibaly.
Bisa melesakkan tiga gol tanpa balas, Coulibaly mengaku ini bukan hal yang mengherankan. Menurutnya banyak peluang yang dihasilkan pemainnya. Bahkan mereka seharusnya bisa menang 10-0 di laga ini.
“Kalau bisa 10-0 saya minta. Karena tadi seperti yang semua lihat kami membuat banyak peluang. Bila kami bermain 100 persen maka kami bisa membuat banyak gol,” ujarnya.
Pada laga ini, Diarra, Mamadou, dan Makalou menjadi pahlawan dengan mencetak gol kemenangan untuk Mali. Diarra yang tampil luar biasa di sepanjang turnamen ini membuka keran gol Mali di menit 9.
Memanfaatkan umpan lambung dari Sekou Kone, tendangannya yang akurat langsung masuk ke pojok bawah gawang Argentina.
Mali terus mengendalikan permainan. Mereka mendapatkan gol keduanya di menit-menit akhir babak pertama.
Makalou mengeksekusi tendangan bebas akibat pelanggaran pemain Argentina. Tendangannya disambut sundulan Doumbia tanpa bisa diantisipasi Jeremias Florentin. Keunggulan 2-0 untuk Mali tidak berubah hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, intensitas serangan Mali tidak berkurang. Meski begitu pertahanan mereka pun tidak mengendur. Persis seperti yang mereka terapkan saat melawan Prancis di babak semifinal.
Tiga menit berselang, Mali kembali memperbesar keunggulan di menit ke-48. Makalou menerima bola di dalam kotak pinalti, memberikan umpan kepada Tobias Palacio. Dengan satu gerakan memutar yang cepat, dia melewati Dylan Gorosito dan lepas dari penjagaan Florentin sebelum akhirnya menceploskan bola ke gawang yang kosong.
Claudio Echeverri yang baru dimasukan Argentina di babak kedua langsung tancap gas untuk melayangkan serangan ke gawang Kone Bourama. Dia mengira telah memperkecil ketertinggalan di menit ke-61. Sayangnya hakim garis menyatakan dia dalam posisi offside.
Skor tidak bertambah untuk Argentina dan Mali menutup laga dengan kemenanga 3-0.***