KesehatanNews

Masih Terjadi Lonjakan Kasus Covid, Rusia Dilanda Kecemasan

JAKARTA, DIFANEWS.COM — Kasus infeksi Covid-19 harian di Rusia melonjak tinggi dalam lima hari terakhir. Jumlahnya naik lebih dari 70% dibandingkan total infeksi harian bulan lalu.

Gugus tugas virus corona nasional Rusia mencatat 34.325 infeksi harian baru, Senin (18/10). Jumlah ini naik dibandingkan dengan 20.174 yang dilaporkan pada 19 September sebelumnya.

Sementara, jumlah korban meninggal pada periode yang sama mencapai 998 orang. Pada Sabtu (16/10), Rusia sempat mencatat angka kematian harian sempat menembus 1.002 kasus.

Terlepas dari jumlah korban yang meningkat, Kremlin mengesampingkan pilihan penguncian nasional. Sebaliknya, mereka mendelegasikan untuk menegakkan pembatasan virus corona kepada otoritas regional.

Kota Saint Petersburg di Rusia mengumumkan pengetatan pembatasan dan mengumumkan aturan terkait akses warga pada acara yang ramai, Senin, sebagaimana dilaporkan AFP.

Wakil Gubernur Boris Piotrovski mengatakan dalam sebuah posting Telegram jika orang perlu menunjukkan kode batang QR untuk masuk ke acara olahraga dan budaya, yang hanya diberikan kapasitas untuk berkumpul dengan 40 orang, mulai 1 November mendatang.

Hanya orang yang telah divaksinasi lengkap atau yang memiliki tes Covid negatif dalam 72 jam terakhir yang menerima kode QR. Sementara mulai 15 November, pembatasan itu akan diperluas ke kolam renang, pusat kebugaran, teater, bioskop, museum, dan sirkus dan diperluas ke restoran dan toko di 1 Desember.

Tetapi kafe di stasiun dan bandara, begitu juga apotek dan toko yang menjual makanan akan dikecualikan dari aturan pembatasan. Pemerintah kota juga merekomendasikan agar semua pengusaha menerapkan teleworking (wfh) untuk staf mulai 1 November.

Sementara itu, pihak berwenang Rusia masih mencoba untuk mempercepat laju vaksinasi. Sejumlah hadiah diberikan mulai dari lotere, bonus, dan insentif lainnya.

Namun skeptisisme vaksin yang meluas di antara warga dan sinyal bertentangan di antara para pejabat menghalangi upaya tersebut. Pemerintah mengatakan minggu ini, sekitar 43 juta orang Rusia atau sekitar 29% dari hampir 146 juta penduduk negara itu, telah divaksinasi sepenuhnya.

Lonjakan kasus Covid-19 juga terjadi di Turki. Awal pekan lalu, kasus baru bahkan tercatat menjadi rekor, tertinggi sejak 30 April, sebanyak 33.860.

Selama sepekan terakhir, rata-rata ada 30.000 kasus baru. Senin (18/10) kasus baru tercatat 29.240.

Kenaikan ini di luar prediksi. Mengingat angka vaksinasi lengkap di negara Presiden Recep Tayyep Erdogan itu yang telah mencapai 54% penduduk.

Turki sendiri saat ini memiliki 7.683.517 kasus Covid-19 sejak pandemi terjadi dengan 67.837 kematian. Mengutip Worldometers, Turki saat ini menjadi negara ke-6 kasus Covid terbanyak di dunia sejak virus muncul di Wuhan, Cina pada 2019.

Selandia Baru merupakan negara yang selama ini dikenal mampu melawan Covid-19. Namun saat ini terjadi kenaikan kasus Covid-19 di negara itu.

Selasa (19/10), kasus Covid-19 baru tercatat 98, angka yang besar dalam kenaikan selama 1,5 bulan ini.

Varian Delta menjadi penyebab, membuat pemerintah setempat kembali memperpanjang lockdown selama dua pekan di kota terbesarnya, Aucland.

“Setiap pelonggaran pembatasan sementara … tidak akan berhasil menuju rencana kami untuk meminimalkan kasus sementara kami meningkatkan vaksinasi,” kata Perdana Menteri Jacinda Ardern pada konferensi pers.

“Tetapi hal terbesar yang akan membuat perbedaan saat ini, di samping vaksin, adalah semua orang terus mematuhi pembatasan.”

Mengutip Worldometers, ada 736 kasus aktif di negara dengan 5 juta penduduk itu. Sejak pandemi ada 5.153 kasus dengan 28 kematian

Covid-19 di Singapura masih tergolong tinggi. Mengutip data John Hopkins, rata-rata kasus sepekan ini sekitar 3.030.

Kenaikan terjadi pasca Mei negeri itu memperkenalkan rencana ‘hidup dengan virus’ dan beralih dari pendekatan ‘nol Covid’. Juni dan Juli, negeri itu lalu melonggarkan pembatasan dan Agustus, mengizinkan bisnis beroperasi penuh.

Namun sejak itu kasus baru terus mengalami kenaikan. Sepanjang Juli dan Agustus kasus naik lebih dari 100 per hari.

Varian Delta menjadi penyebab. Pemerintah sempat memperdiksi akhir bulan ini mungkin saja ada penambahan kasus baru 5.000 hingga 10.000.

Terbaru, akibat ledakan Covid ini, CDC, memasukkan Singapura ke ‘daftar merah’ tujuan perjalanan Singapura berada dalam list negara ‘very high risk’ alias berisiko tertinggi Covid-19.

Singapura sebelumnya berada di Level 3 alias ‘risiko tinggi’. Namun kini, dari pembaruan yang dilakukan, negara kota itu di ‘Level 4’.

Mengutip CNN International, CDC sendiri memasukkan sebuah negara ke kategori Level 4 karena sejumlah kriteria. Di antaranya telah memiliki 500 kasus per 100.000 penduduk dalam 28 hari terakhir.

Kasus Covid-19 harian Inggris kembali ‘meledak’. Negeri itu mencatat 49.156 kasus baru, tertinggi sejak pertengahan Juli 2021, Senin (18/10)

Angka ini naik dari Minggu, 44.989. Ini menjadikan total kasus Covid-19 Inggris menjadi 8.497.868 sejak pandemi masuk ke negeri itu 2020.

Kemarin, Senin (19/10), angka kematian tercatat bertambah 45 kasus. Ini menjadikan total warga yang meninggal karena Covid-19 sejak pandemi terjadi menjadi 138.629.

Berdasarkan data Our World in Data, 14 Oktober, Inggris memang sudah menyuntik satu dosis vaksin ke 73,8% populasi dan dua dosis ke 67,5% warga. Namun cakupan vaksin anak dan remaja masih tiga kali lebih rendah, dibanding Skotlandia.

Ini jadi tantangan bagi negara itu menjelang musim dingin yang trennya membuat kasus flu melonjak. Para ahli khawatir Covid-19 juga akan semakin naik, membebani rumah sakit dan menaikkan angka kematian.

Sementara itu, mengutip Johns Hopkins, beban kasus Inggris lebih tinggi menurut standar global. Di mana Inggris memiliki 589,68 insiden kasus baru per juta, dua kali lipat AS dan lima kali lipat Jerman.

Sejak Juli lalu, pemerintah Inggris memang resmi mencabut pembatasan pandemi virus corona. Seluruh aturan social distancing dihapus, meski ini memicu kecaman para ilmuwan dan partai oposisi karena dianggap berbahaya.

Selain itu, kelab-kelab malam pun dibuka kembali dan semua tempat acara indoor bisa beroperasi kembali dalam kapasitas penuh. Setelah pembatasan dicabut, aturan wajib masker dan bekerja dari rumah (WFH) juga dihapus.

Terbaru, mantan komisaris Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) Scott Gottlieb menyerukan penelitian mendesak tentang mutasi varian Delta Plus di Inggris. Ini dikatakannya seiring kenaikan kasus Covid-19 harian Inggris saat ini.

“Kami membutuhkan penelitian mendesak untuk mengetahui apakah Delta Plus ini lebih menular, memiliki penghindaran kekebalan parsial,” kata Dr Gottlieb dalam tweet, dikutip Straits Times.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button