Mike Tyson Beberkan Alasan Mengapa Pilih Islam dan Ingin Meninggal Dunia sebagai Muslim
JAKARTA, difanews.com — Mike Tyson (50-6-0-1, 44 KO) dikenal sangat garang di atas ring. Mantan juara dunia kelas berat termuda itu kini berusia 56 dan menjadi pribadi yang sangat berbeda dibandingkan di masa mudanya.
Sejak remaja, Mike Tyson banyak menghabiskan waktunya di panti-panti rehabilitasi anak nakal dan penjara sebelum akhirnya melakukan perjalanan panjang dan mencetak legasinya melalui ring tinju bayaran.
Berlatih di bawah arahan Cus D’Amato mengubah kehidupan Tyson secara drastis. Ia merebut gelar kelas berat WBC setelah menang TKO ronde 2 atas Trevor Berbick di usia 20 tahun 145 hari, September 1986. Setelah itu merenggut sabuk WBA, menang angka atas James Smith, Maret 1987. Pada Agustus 1987 ia menambah gelarnya dengan sabuk IBF, menang angka atas Tony Tucker.
MASUK PENJARA
Namun, kehidupannya sedikit berubah setelah secara mengejutkan kalah KO ronde 10 dari James Buster Douglas pada Februari 1990.
Dua tahun kemudian, ia tersangkut kasus pelecehan seksual. Ia dituduh memerkosa model Desiree Washington dan hakim mengetuk vonis 6 tahun penjara bagi Tyson.
Tyson sendiri menolak jika dituduh melakukan kekerasan seksual. Menurutnya, semuanya dilakukan atas dasar suka sama suka.
TIGA TAHUN TERBAIK
Namun, Tyson menyebut mendekam di penjara selama 3 tahun justru mengubah hidupnya. “Saya sangat beruntung – saya pria kalem, oorang baik, saya memberi kebaikan kepada semua orang,” cerita Tyson dalam podkas The Pivot, dilaporkan Michael Benson di talkSPORT.
“Saya mengalami masa tiga tahun terbaik kehidupan saya selama berada di penjara.”
Selama berada di balik jeruji besi, ia tentu tak bisa menghasilkan uang dari kepalan tangannya.
Tapi, “Saya memiliki kedamaian,” katanya. “[Uang] tidak berarti apa-apa ketika Anda tidak memiliki kedamaian. Duduk saja di sana dalam keseimbangan Anda. Anda membutuhkan kewarasan Anda untuk mendikte setiap bagian kehidupan.”
BERLATIH DI PENJARA
Di penjara, Mike Tyson terus berlatih agar langsung siap bertarung begitu keluar dari penjara.
“Saya lari, sekitar 8-9 mil. Di malam hari, saya lari 4 jam di ruang tahanan saya. Saya berlatih lompat dan semacamnya.”
Hasil latihan itu terbukti ampuh.
Ia menang diskualifikasi ronde 1 atas Peter McNeeley pada duel perdananya pada Agustus 1995.
“Lantai penjara terbuat dari beton, kan? Saya hentakkan kaki di lantai sepanjang malam. Bobot saya tadinya 285 (129,3kg), saya keluar dari penjara dengan bobot 215 (97,5kg).”
“Semua orang bilang, ‘Mike selesai, ia dipenjara, tak ada yang bisa balik dari penjara sebagai orang yang sama. Saya buktikan mereka salah.”
MASUK ISLAM
Di penjara itu pula Mike Tyson memeluk agama Islam dan mengembangkan karakternya sesuai ajaran dan tuntunan Islam.
Selain berlatih, di dalam penjara Mike Tyson juga Membaca buku-buku tentang Islam yang akhirnya membuatnya memilih Islam. Ia melihat Islam sebagai agama yang damai.
Setelah memeluk Islam dari Katolik, Tyson menggunakan nama Malik Abdul Aziz. Tapi, di atas ring, ia tetap memakai nama Mike Tyson.
Meski memeluk Islam, banyak yang meragukan ke-Islam-an Tyson mengingat pribadinya yang kontroversial.
Dalam episode Full Send Podcast, Tyson membeberkan begini, “Saya memiliki karakteristik dari banyak agama, tetapi saya seorang Muslim. Saya mencintai Tuhan. Saya shalat lebih dari yang saya bisa. Iman saya kepada Tuhan… Ketika saya mati, saya akan mati sebagai seorang Muslim. Inilah saya sebagai pribadi. Tuhan melindungi saya, dia datang kepada saya dalam semua aspek yang memungkinkan.”
BUKAN MUSLIM TAAT
Meski begitu, secara jujur Tyson mengakui belum menjadi muslim yang taat.
“Saya salah satu Muslim pemalas yang selalu menunda segala sesuatu, semua ritual saya karena saya terus bekerja. Saya adalah lebah yang tidak bisa berhenti. Saya tidak bekerja untuk uang lagi, tapi saya tidak bisa berhenti. Saya ingin bersama keluarga saya, melakukan beberapa pekerjaan saya sampai saya pergi ke suatu tempat lagi. Hidup berlalu dengan cepat, saya akan segera ditinggalkan hanya dengan gambar.”
Sumber lain menyebutkan bahwa Tyson sebenarnya sudah menjadi muslim sebelum masuk penjara.
“Saya seorang Muslim sebelum saya masuk (penjara). Sopir saya ada di sana (Nation of Islam) — Kapten Joe. Dia mengajarkan saya setiap hari, setiap detik,” kata Tyson dalam wawancara dengan Charlie Mack untuk acara “Brotherly Love” di saluran YouTube FightHype.com pada 20 Juni 2020.
KONFLIK DENGAN DON KING
Promotor Mike Tyson saat itu adalah Don King. Kepindahan agama Tyson memunculkan konflik dengan sang promotor.
“King kembali berusaha mengendalikan hidup Mike. Tapi Mike melawannya,” kata promotor tinju Butch Lewis kepada The Guardian. “Jika Allah ingin Mike shalat di masjid, maka dia akan shalat. Allah memiliki banyak nama, tapi salah satunya bukanlah Don King.”***