Pemerintah Rencanakan Pensiun Dini PLTU Cirebon-1 dan PLTU Pelabuhan Ratu
Pemerintah Indonesia berencana untuk menghentikan operasi dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara, yaitu PLTU Cirebon-1 dan PLTU Pelabuhan Ratu.
Jakarta, difanews.com – Pemerintah Indonesia merencanakan untuk menghentikan operasi dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara, yakni PLTU Cirebon-1 dan PLTU Pelabuhan Ratu.
“Kita terus memastikan, kalau kadidatnya kan sekarang dua yang Cirebon sama Pelabuhan Ratu, tapi tidak terbatas itu kita juga lihat yang lain,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM dikutip dari CNBC, Kamis (24/8/2023).
Pensiun dini PLTU batu bara itu sejatinya akan didanai oleh Energy Transition Mechanism (ETM). Bahkan, PLTU Cirebon-1 ini masuk ke dalam daftar proyek percontohan atau test case pensiun dini yang dipilih oleh Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB).
Sementara itu, untuk PLTU Pelabuhan Ratu, rencananya pembangkit tersebut akan dialihkan dari PT PLN (Persero) ke PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk mengakhiri lebih awal (early retirement). Kedua perusahaan sudah menandatangani kesepakatan kerangka kerja atau Principle Framework Agreement
Lantas siapakah pemilik 2 PLTU batu bara raksasa itu?
PLTU Cirebon-1
PLTU Cirebon-1 ini dioperasikan oleh PT Cirebon Electric Power (CEP). Mengutip situs perusahaan, CEP ini didirikan pada 2007 oleh konsorsium perusahaan multi-nasional di industri energi dan infrastruktur Asia, seperti Jepang dan juga Korea Selatan.
Adapun konsorsium pemilik CEP ini antara lain Marubeni Corporation asal Jepang, PT Indika Energy Tbk (INDY), dan perusahaan asal Korea Selatan Korean Midland Power (KOMIPO), dan Samtan Corporation. Adapun saham Indika Energy yang kini dipimpin oleh M.Arsjad Rasjid ini memiliki 20% di konsorsium CEP.
Konsorsium inilah yang berada dibalik PLTU Cirebon Unit 1 berkapasitas 1 x 660 MW di Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sejak beroperasi pada Juli 2012, atau delapan bulan lebih awal dari rencana semula, unit pertama ini telah menghasilkan 5 TWh listrik per tahun melalui sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (Jamali).
PLTU Cirebon-1 ini menggunakan teknologi supercritical, termasuk fired boiler dengan LO-NOx Burners. Teknologi ini diklaim bisa meningkatkan efisiensi siklus, mengurangi konsumsi batu bara dan polusi udara meski yang digunakan adalah batu bara berkalori rendah.
PLTU Pelabuhan Ratu
PLTU Pelabuhan Ratu yang lebih dikenal sebagai PLTU Jawa Barat 2 Pelabuhan Ratu Operation and Maintenance Services Unit (OMU). Pembangkit batu bara ini dioperasikan oleh PT PLN (Persero) melalui anak usahanya Indonesia Power.
PLTU Pelabuhan Ratu ini memiliki kapasitas yang besar atau mencapai 3 x 350 Megawatt (MW) yang dibangun sebagai penopang program pembangunan dan pengembangan pasokan listrik 10 ribu MW pada waktu itu. PLTU ini dibangun sejak tahun 2008 dan beroperasi pada tahun 2013.