RSIJ Beberkan Kondisi Terduga Pelaku hingga 13 Korban yang Kini Dirawat Imbas Insiden Ledakan di SMAN 72 Jakarta
DIFANEWS.COM – Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih membeberkan perkembangan kondisi korban dan terduga pelaku dalam insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara.
Sebelumnya diketahui, insiden itu terjadi pada Jumat, 7 November 2025 siang.
Hingga Senin, 10 November 2025, sebanyak 13 korban masih dirawat di rumah sakit tersebut dari total 96 korban yang terdampak.
Direktur Utama RSIJ Cempaka Putih, Pradono Handojo menyebut kondisi seluruh pasien yang dirawat, termasuk terduga pelaku, berangsur membaik.
“Yang dirawat di ruang rawat inap ada 11 orang, satu di High Care Unit (HCU), dan satu lagi di Intensive Care Unit (ICU),” kata Pradono kepada awak media di RSIJ, Jakarta, pada Senin, 10 November 2025.
“Dua pasien di HCU dan ICU kondisinya stabil, tapi belum bisa dipindahkan ke ruang rawat biasa,” tambahnya.
Pradono menambahkan, pasien di ruang rawat inap kemungkinan besar bisa pulang dalam tiga hingga lima hari ke depan, tergantung hasil evaluasi tim dokter.
“Alhamdulillah, dikabarkan nanti sore sudah ada satu pasien yang bisa pulang. Secara umum kondisinya membaik secara bertahap,” jelasnya.
Terkait kondisi terduga pelaku, Pradono menegaskan pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk membuka informasi detail medis kepada publik.
“Kami memberikan perawatan kepada semua korban, termasuk terduga pelaku,” terangnya.
“Namun, kami tidak diotorisasikan untuk menyampaikan lebih jauh karena yang bersangkutan masih dalam proses penyelidikan dan menjadi kewenangan Polri,” imbuh Pradono.
Meski begitu, Pradono memastikan, baik korban maupun terduga pelaku kini berada dalam kondisi stabil.
“Yang bisa kami sampaikan adalah seluruh pasien dalam kondisi stabil dan membaik,” ungkapnya.
Imbas dari insiden ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut kegiatan belajar mengajar di SMAN 72 berjalan kembali pada Senin, 10 November 2025 secara daring.
Hal tersebut dilaksanakan, sebelum nantinya dievaluasi untuk kembali ke pembelajaran tatap muka pada 17 November 2025 mendatang.
Sebelumnya diketahui, ledakan tersebut terjadi di masjid SMAN 72 Jakarta Utara sekitar pukul 12.15 WIB saat salat Jumat tengah berlangsung.
Suara ledakan mengguncang area sekolah dan menyebabkan puluhan siswa serta guru mengalami luka-luka, sementara sejumlah fasilitas sekolah ikut rusak berat.
Lantas, bagaimana hasil terkini dari pihak kepolisian terkait insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta? Berikut ulasannya.
Densus 88 Temukan 7 Peledak
Berdasarkan Hasil penyelidikan Densus 88 Antiteror Polri, mengungkapkan fakta terkait terduga pelaku membawa tujuh bahan peledak saat insiden terjadi.
Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana memastikan 4 dari 7 peledak itu meledak di 2 lokasi.
“Sedangkan 3 lainnya tidak meledak,” ujar Eka Wardhana dalam pernyataan resminya, pada Minggu, 9 November 2025.
Eka Wardhana menjelaskan, seluruh bahan peledak yang tidak meledak sudah diamankan untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
“Bahan peledak yang tidak meledak telah disita untuk penyelidikan,” ungkapnya, tanpa menjelaskan secara rinci jenis bahan peledak yang digunakan.
Kapolri Dalami Dugaan Paparan Medsos
Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo sempat mengonfirmasi pelaku merupakan siswa aktif SMAN 72 Jakarta.
Polri kini tengah menelusuri kemungkinan adanya keterkaitan antara pelaku dengan paparan konten ekstrem di media sosial maupun latar belakang pribadi yang mendorong aksinya.
“Itu menjadi bagian yang kita dalami,” ujar Sigit kepada awak media di RSIJ Cempaka Putih, Jakarta, pada Sabtu, 8 November 2025.
“(Diselidiki) apakah dia ikut paham tertentu, terpapar suatu konten, atau hal-hal lain yang membuat dia tertarik,” tambahnya.
Kapolri juga menyebut penyidik masih menelusuri berbagai motif di balik tindakan pelaku, termasuk kabar bahwa yang bersangkutan mengalami perundungan di sekolah.
“Itu salah satu informasi yang kami kumpulkan sebagai bagian dari upaya untuk mengungkap motif secara utuh,” kata Sigit.
Selain mendalami motif, penyidik juga melakukan pemeriksaan terhadap keluarga dan aktivitas media sosial pelaku untuk mengumpulkan fakta-fakta tambahan.
“Kami memeriksa media sosial dan keluarga untuk mendapatkan gambaran menyeluruh,” tutur Sigit.
Sigit lalu memastikan, kondisi terduga pelaku kini berangsur membaik setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
“Yang jelas, terduga pelaku kondisinya semakin membaik dan mudah-mudahan ini akan mempermudah kami nantinya dalam proses pemeriksaan,” tandasnya.***



