HukumHukum NasionalNews

Luar Biasa, BNN Gagalkan Penyelundupan Sabu Seberat 2 Ton Senilai Rp5 Triliun

DIFANEWS.COM – Tim gabungan BNN, Ditjen Bea-Cukai, dan TNI AL berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkoba jenis sabu seberat lebih kurang 2 ton di perairan Karimun, Kepulauan Riau (Kepri).

Sabu tersebut dikemas dalam bungkusan teh Cina. Bungkusan-bungkusan tersebut disusun di depan meja konferensi pers yang digelar di Batam, Kepri.

Dalam satu kemasan teh, sabu tersebut beratnya diperkirakan sekitar 1 kilogram (kg). Konferensi pers ini juga dihadiri pihak terkait lainnya yang ikut berperan menggagalkan penyelundupan sabu ini.

“Keberhasilan pengungkapan kasus ini merupakan bentuk implementasi Asta Cita dan program prioritas Presiden tentang pencegahan dan pemberantasan narkoba,” kata Kepala BNN RI Komjen Marthinus Hukom, Senin (26/5).

Sabu tersebut diangkut Kapal MT Sea Dragon Tarawa yang disergap petugas pada Rabu (21/5) dini hari. Petugas menemukan dus-dus tersembunyi pada kompartemen khusus di lambung kapal.

Terdapat 67 dus berwarna cokelat yang sudah dibungkus plastik yang di dalamnya berisikan sabu dalam kemasan teh Cina.

Dari kasus penyelundupan narkotika jenis sabu di Kapal MT Sea Dragon, tim gabungan membekuk 6 orang anak buah kapal (ABK), yang terdiri atas empat orang WNI dan dua orang WN asal

Dalam unggahan di SnackVideo disebutkan, 2 ton sabu itu nilainya sekitar Rp5 triliun atau sama dengan anggaran BNN selama 2 tahun. Dijelaskan juga, proses penyergapan ini terjadi setelah pengintaian selama lebih kurang 5 bulan.

Ada dua nama pentolan yang muncul sebagai pemain utama dari penyergapan ini yaitu Freddi Pratama dan Dewi Astutik yang punya jaringan luar biasa sampai Brasil hingga Addis Ababa di Afrika.

Dewi Astuti masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) BNN setelah terlibat dalam penyelundupan heroin 2,76 kilogram pada September 2024.

Kepala BNN Komjen Marthinus Hukom mengungkap bahwa Dewi Astutik telah lama termonitor dalam perdagangan narkoba internasional. Ia aktif beroperasi di kawasan Golden Triangle (Laos, Myanmar, Thailand), yang dikenal sebagai pusat produksi opium dan heroin di Asia Tenggara.

“Dia (Dewi Astutik) adalah WNI yang bergabung dengan jaringan Afrika. Kemungkinan besar, pelaku yang ditangkap di Adis Ababa, Ethiopia, adalah bagian dari sindikatnya,” jelas Marthinus.

BNN telah mengajukan Red Notice ke Interpol untuk menangkap Dewi Astutik, menjadikannya target buruan polisi internasional.

Sebelum penyergapan sabu sebanyak 2 ton itu, BNN juga menyita 1,9 ton sabu dan kokain dari kapal Aung Toe Toe 99 di perairan Selat Durian pada 12 Mei 2024. Hasil penyelidikan sementara mengarah ke sindikat Dewi Astutik.

“Kami masih menunggu hasil drugs signature. Jika cocok, dipastikan narkoba ini milik Dewi Astutik, dan kami akan kejar sampai ke mana pun,” tegas Marthinus.***

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button