News

Temuan Mengejutkan di Balik Puing Reruntuhan Al Khoziny: Mobil Mercy Ringsek, Mimbar Musala Berdiri Kokoh

DIFANEWS.COM – Proses evakuasi pencarian korban insiden ambruknya bangunan musala tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur memasuki hari ke-7, Minggu (5/10).

Terkini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban tewas bertambah menjadi 37 orang.

Hingga kini, Tim SAR Gabungan bekerja tanpa henti untuk mengevakuasi puing demi puing reruntuhan.

Di tengah bau tak sedap yang mulai menyengat akibat pembusukan jenazah, mereka juga sempat menemukan mobil mewah berwarna hitam di sektor A3.

Belum ada kepastian siapa pemilik mobil itu, namun banyak yang menduga kendaraan tersebut milik pengasuh pesantren.

Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit enggan berkomentar terkait penemuan itu.

“Untuk evakuasi mobil kami tidak berkomentar di sana. Kami fokus di evakuasi korban-korban ataupun korban yang artinya manusianya,” kata Nanang, di lokasi kejadian, Sidoarjo.

Lantas, apa saja fakta terkini dalam proses evakuasi pencarian korban insiden ambruknya bangunan musala tiga lantai di Ponpes Al Khoziny? Berikut ulasan selengkapnya.

Mobil Mercy Hitam di Tengah Puing

Penemuan mobil Mercedes-Benz hitam di lokasi reruntuhan menjadi sorotan tersendiri di tengah operasi evakuasi oleh Tim SAR Gabungan.

Proses pengangkatannya tidak mudah karena posisinya berada di antara beton besar dan besi bangunan yang saling menindih.

Mobil berhasil diangkat menggunakan alat berat dan kemudian dibawa dengan dump truk ke tempat pembuangan akhir.

Meski belum diketahui siapa pemiliknya, dugaan kuat mengarah ke pihak pengasuh pondok.

Sejumlah warga mengaku mobil itu kerap terlihat terparkir di dekat rumah pengasuh sebelum insiden terjadi.

Jumlah Korban Terus Bertambah

Kasubdit RPDO Basarnas, Emi Freezer menyampaikan total korban meninggal dunia kini mencapai 37 orang.

Jumlah itu bertambah setelah tim SAR gabungan menemukan 11 jenazah baru pada Minggu dinihari.

“Laporan terakhir, total terdapat 11 korban berhasil diekstrikasi pada hari ketujuh pencarian, di sektor A3 (sisi belakang reruntuhan),” kata Freezer dalam laporan resmi BNPB.

Emi menyebut, salah satu korban ditemukan dalam kondisi tidak utuh.

“Pukul 03.24 WIB satu korban dengan kondisi kaki kanan tidak ada berhasil diekstrikasi,” terangnya

BNPB menyatakan, semua jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk diidentifikasi oleh tim DVI Polda Jatim.

Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan menambahkan sebagian besar korban ditemukan di lantai satu bagian utara bangunan.

“Yang paling banyak ditemukan ada di lantai satu,” ujar Budi Irawan di lokasi kejadian, Sidoarjo, pada hari yang sama.

Kendala Pembersihan dan Bau Pembusukan

Proses pembersihan puing sudah mencapai 60 persen, namun masih terkendala beton besar yang menempel pada bangunan di sebelahnya.

Untuk memastikan keamanan, BNPB melibatkan tim ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) guna meneliti struktur bangunan.

“Beton ada yang menempel di sebelah kiri dan terhubung dengan bangunan lain di sebelahnya. Tim dari ITS akan melakukan investigasi dan memberikan petunjuk agar pembersihan tidak mengganggu bangunan lain,” jelas Budi.

Sementara itu, bau pembusukan jenazah mulai menjadi perhatian serius. Meski jenazah korban bencana tidak menularkan penyakit secara langsung, cairan pembusukan bisa mencemari sumber air bersih.

“Risiko kesehatan dapat timbul apabila cairan pembusukan mencemari sumber air bersih, terutama di daerah padat penduduk,” kata Budi.

Untuk mencegah hal itu, BNPB dan Dinas Kesehatan menambah penyemprotan disinfektan serta menyalurkan alat pelindung diri bagi petugas di lapangan.

“Nanti semua keperluan, APD, kacamata google dan apapun BNPB akan dukung,” imbuh Budi.

Mimbar Musala Masih Berdiri Tegak

Di tengah kehancuran bangunan tiga lantai itu, ada satu hal yang menarik perhatian banyak orang, yaitu mimbar musala tempat imam memimpin salat masih berdiri tegak di tengah reruntuhan.

Terlihat dalam akun Instagram @infojember pada Minggu, 5 Oktober 2025, memperlihatkan mimbar itu utuh meski di sekitarnya rata dengan tanah.

“Pantauan dari atas reruntuhan, tampak mimbar Musala Al Khoziny tidak runtuh,” tulis keterangan unggahan itu.

Warga sekitar meyakini, posisi dekat mimbar itulah yang menyelamatkan sejumlah santri.

“Menurut informasi, banyak korban selamat yang berada di shaf depan,” lanjutnya.

Hingga kini, Tim SAR Gabungan terus bekerja tanpa henti selama 24 jam dengan sistem bergantian.

Meski tubuh lelah dan udara pengap semakin pekat di lokasi kejadian, warga setempat meyakini semangat para petugas tak surut.

Terlebih, mereka terus menggali harapan di antara tumpukan puing, berharap bisa menemukan korban terakhir dari tragedi Al Khoziny.***

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button