28 Desa di Kota Hujan Dilanda Kekeringan
Menurut laporan dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, bencana kekeringan itu juga berdampak pada 10.613 KK.
JAKARTA, DIFANEWS.com — Tak kurang dari 28 desa di 11 kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dilanda kekeringan, dampak dari Hari Tanpa Hujan (HTH) selama musim kemarau 2020.
Desa dan wilayah yang terdampak kekeringan meliputi Desa Koleang, Pamagersari, Barengkok, Situ, Curug, Kalong Sawah, Tegal Wangi, Sipak dan Desa Jugalajaya di Kecamatan Jasinga.
Kemudian Desa Hambalang, Sukahati dan Tajur di Kecamatan Citeureup, Desa Tegal Panjang dan Mekarwangi di Kecamatan Cariu, Cigudeg di Kecamatan Cigudeg, Leuwikaret dan Nambo di Kecamatan Klapanunggal.
Selanjutnya Desa Sukasirna, Weninggalih, Singga Jaya, Nyangegeng, Garung dan Jonggol di Kecamatan Jonggol, Antajaya dan Sirnasari di Kecamatan Tanjungsari, Batangsari di Kecamatan Rancabungur, Kirapandak di Kecamatan Sukajaya, Ciampea di Kecamatan Ciampea dan Kalongliud di Kecamatan Nanggung.
Menurut laporan dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor pada Selasa (15/9) pukul 14.30 WIB, bencana kekeringan itu juga berdampak pada 10.613 KK.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bogor terus melakukan kaji cepat, berkoordinasi dengan instansi terkait dan telah mendistribusikan bantuan air bersih ke beberapa titik di 9 Kecamatan dan wilayah lain secara bertahap. Total air yang sudah didistribusikan sebanyak 280.000 liter.
Sementara itu, menurut prakiraan cuaca dan musim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia masih dapat berlangsung hingga Oktober, khususnya di sebagian besar Pulau Jawa.
Sedangkan musim hujan di Indonesia akan dimulai secara bertahap di akhir Oktober, terutama dimulai dari wilayah Indonesia Barat dan sebagian besar wilayah Indonesia.
Melihat adanya dampak dari bencana yang dipicu oleh faktor cuaca dan hasil prakiraan cuaca dari BMKG tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar pemangku kebijakan di daerah dapat lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis.
Para pemangku-kepentingan di daerah juga diharapkan dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.