Ini 4 Hal untuk Bekal agar Jadi Haji Mabrur
MAKKAH, difanews.com – Menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus mengintensifkan bimbingan ibadah kepada jemaah haji di hote-hotel tempat mereka menginap.
Pada kesempatan kunjungan untuk bimbingan ibadah bagi jemaah kloter BDJ 02 Embarkasi Banjarmasin di di Musholla Tower 2 Hotel Kiswah, Jarwal, Makkah, konsultan ibadah Imam Khoiri menyampaikan 4 bekal meraih kemabruran haji.
Pertama, niat yang ikhlas. Niat ikhlas dan ketakwaan tidak ada niat selain meraih ridha Allah, tidak riya’, sum’ah, berbangga diri atau sombong. “Untuk itu, haji harus dilaksanakan dengan tawadhu’, tenang dan khusyu’,” kata Imam Khoiri, Senin (27/06).
“Bekal terbaik bagi orang yang melaksanakan haji adalah bekal takwa (bukan koper, uang atau makanan). Doa terbaik untuk orang yang akan berhaji adalah doa agar dibekali dengan takwa,” lanjutnya.
Kedua, biaya yang halal. Imam Khoiri mengatakan, Allah adalah dzat yang thayyib dan tidak menerima kecuali yang thayyib. Menurutnya, bekal haji harus bersih dari hal-hal syubhat, apalagi haram.
“Jika dalam bekalnya ada barang yang syubhat, harta ghashab atau haram, secara hukum hajinya sah, namun tidak diterima. Cermati semua hal dengan detail, dan memastikan kehalalannya,” ujarnya.
Ketiga, lanjut Imam, melaksanakan rukun, wajib, sunnah haji, dan menghindari semua larangan. Setiap jamaah haji wajib memahami ilmu manasik. Sebab, kesuksesan sebuah amal bergantung ilmu.
“Sebab itu, waktu dan kesempatan yang ada sebelum datang masa Armuzna, digunakan untuk memperdalam ilmu manasik,” harapnya.
Ia mengajak selama masa tunggu, jemaah membaca buku manasik. Jemaah agar mengikuti Majlis Manasik di masing-masing hotel.
Bekal keempat, menjaga diri dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, khususnya rofats (kata kotor), fusuq (perbuatan kotor) dan jidal (berkelahi atau berdebat). Ia mendorong jemaah mengisi seluruh rangkaian ibadah hajinya dengan banyak berdzikir.
“Selama diperjalanan tidak boleh lupa bahwa dirinya sedang dan akan berhaji. Maka sepanjang perjalanan hendaknya selalu belajar manasik. Selain itu, selama melaksanakan haji tidak boleh lupa berdoa agar menjadi haji mabrur,” harapnya.***