Bertugas Selama Musim Haji, Tidak Berarti Bisa Ikut Melaksanakan Ibadah Haji
JEDDAH, difanews.com — Asrama, transportasi, akomodasi termasuk catering, dan layanan kesehatan bagi jemaah haji dipersiapkan kementerian Agama secara maksimal demi layanan jemaah haji terbaik dan optimal.
Nah, di tengah hiruk pikuk itu, ada satu bagian proses penyelenggaraan haji yang punya peran besar tapi jarang terdengar. Itulah Kantor Urusan Haji (KUH) di Gedung Teknis Haji, Annex KJRI, Jalan Turki Ibn Abdul Aziz Al Andalus District 1 Jeddah Saudi Arabia.
Di sinilah semua urusan persiapan, penyelenggaraan hingga pemulangan jemaah haji digodok dan dijalankan. Kerja para staff di sini tidak jarang melebihi batas jam kerja normal.
Meski bergerak dalam senyap, mereka memiliki fungsi yang sangat vital.
Sekretaris PPIH Arab Saudi, M Noer Alya Fitra, mengatakan, pihaknya bertugas memastikan seluruh persiapan yang terkait operasional pelayanan, akomodasi, transportasi, konsumsi dan administrasi, baik untuk jemaah dan petugas haji.
“Kami harus memastikan seluruh operasional ibadah haji terselenggara dengan baik,” tutur pria yang karib disapa Nafit di Media Center Haji (MCH) di Kantor Urusan Haji, Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (25/6).
Kantor Penghubung
Dalam mempersiapkan penyelenggaraan ibadah haji, KUH menjadi tempat koordinasi lintas tim penyedia layanan, baik akomodasi, transportasi, maupun katering. Menurut Nafit, tim ini sudah bertugas untuk menyiapkan layanan sebelum operasional penyelenggaraan ibadah haji dimulai.
Menurut Nafit, masing-masing bidang layanan difasilitasi untuk bertemu pihak terkait oleh sekretariat, termasuk kedatangan petugas. Dari sisi petugas, sekretariat memastikan dukungan operasional untuk petugas terlaksana dengan baik.
“Contohnya, ketika petugas datang, harus ada rumah, makanan, kantor, administrasi pendukung, kartu petugas, surat jalan dan lainnya. Ini kami siapkan untuk mendukung kelancaran pelayanan jemaah haji,” ujar Nafit.
Antisipasi Tragedi Mina 2015
Tahun 2015 merupakan salah satu tahun terkelam dalam penyelenggaraan ibadah haji. Insiden desak-desakan di Mina pada 24 September 2015 ini menelan korban meninggal hingga 769 orang dan melukai 934 jemaah lainnya dari berbagai dunia. Sekretariat PPIH menyiapkan segala sesuatu agar peristiwa itu tak terulang lagi.
Dengan dukungan manajemen, Sekretariat PPIH menyiapkan teknis persiapan penyelenggaraan di Armuzna. Tujuannya supaya jemaah haji bisa merasa nyaman, aman dan tertib ketika menunaikan prosesi wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah hingga melempar jumrah di Mina.
“Pertama, kami koordinasi dengan pemerintah Arab Saudi tentang apa yang mereka sediakan untuk fasilitas di Armuzna. Setelah itu, kami menyusun apa yang mesti kami siapkan agar fasilitas ini mendukung pergerakan jemaah,” terang Nafit.
Terkait pergerakan jemaah dari Makkah ke Arafah, Arafah ke Muzdalifah, Muzdalifah ke Mina, imbuh Nafit, pemerintah Arab Saudi sudah menyiapkan jam-jamnya supaya tidak sesak. Jumlah armada bus pun sudah diatur untuk jemaah Indonesia.
Nafit mengatakan pihaknya memastikan penempatan petugas di beberapa titik di Jalur Jamarat untuk melayani jemaah yang tersesat. “Itu yang kita siapkan sekarang, teknik persiapan Armuzna,” kata Nafit.
Rela Tidak Beribadah Haji
Pria Kelahiran Jember itu menceritakan, bahwa pihaknya menyiapkan tim skoci jika seandainya ada kejadian di luar batas skenario manusia. Tim ini ialah mereka yang bekerja dan bertugas tidak melaksanakan ibadah haji.
Alumni Universitas Negeri Jember ini bercerita, bahwa dia mempunya pengalaman, bahwa dirinya sendiri dari delapan kali menjadi petugas haji, hanya dua kali melaksanakan ibadah haji. Hal itu dilakukan pada 2008 saat pertama kali ke tanah suci dan 2012. Selebihnya ia dedikasikan untuk jemaah haji.
“Saya hanya dua kali melaksanakan ibadah haji, dan ini adalah risiko sebagai petugas haji yang harus mengedepankan layanan kepada jemaah,” kata Nafit pula.
Nafit melanjutkan, bahwa hal demikian bukan hanya dirinya, namun ada petugas-petugas lain yang rela tidak berhaji. Namun ada petugas dan tim di bagian perlindungan jemaah, tim penyisir jemaah yang sedianya adalah mereka yang selalu mengutamakan jemaah, agar mereka bisa melaksanakan ibadah haji.
“Jadi yang di kantor sini biasanya jauh dari hiruk pikuk seperti di bandara dan di Makkah sana, dan jika pun ada petugas atau panitia penyelenggara ibadah haji bisa beribadah haji, itu adalah bonus dan panggilan dari-Nya,” tandas Nafit.***