Internet Rp100 Ribu 100 Mbps Datang ke Jakarta, Harapan Baru atau Sekadar Janji?
DIFANEWS.COM – Jakarta, kabar soal internet Rp100 ribu dengan kecepatan hingga 100 Mbps langsung bikin banyak orang tergoda. Di tengah mahalnya biaya langganan internet rumah, tawaran ini terdengar seperti jawaban dari keluhan lama, internet cepat tanpa bikin kantong menjerit. Tapi sebelum buru-buru daftar, ada baiknya tarik napas sebentar dan lihat lebih dekat seperti apa kenyataan di balik janji manis tersebut.
Internet Murah yang Bikin Banyak Orang Langsung FOMO
Program Internet Rakyat mulai membuka pendaftaran awal di sejumlah wilayah, termasuk Jakarta. Layanan ini mengusung teknologi Fixed Wireless Access (FWA) dengan klaim kecepatan hingga 100 Mbps dan tarif sekitar Rp100 ribu per bulan. Secara sederhana, ini adalah internet rumah tanpa kabel fiber panjang yang rumit.

Di atas kertas, angkanya memang menggoda. Tapi pengalaman banyak pengguna internet mengajarkan satu hal: kecepatan tinggi di brosur belum tentu terasa sama di ruang tamu.
Spektrum 1,4 GHz yang digunakan berada di kelas menengah. Ia mampu membawa data besar, tapi performanya sangat bergantung pada jarak, kepadatan pengguna, dan kondisi lingkungan sekitar. Di jam sepi, koneksi bisa terasa kencang. Di jam sibuk, ceritanya bisa berbeda.
Strategi memanfaatkan jalur rel kereta untuk infrastruktur juga terdengar cerdas. Namun, persoalan klasik biasanya muncul di titik akhir. Banyak pengguna terkoneksi ke satu node yang sama, dan di situlah kualitas mulai diuji.
Murah Boleh, Pengalaman Tetap Nomor Satu
Kerja sama teknologi asing, termasuk dari Jepang, ikut memberi harapan soal efisiensi jaringan. Meski begitu, teknologi bagus tetap butuh investasi, perawatan, dan manajemen trafik yang rapi agar hasilnya konsisten.
Internet murah memang dibutuhkan, terutama untuk menutup kesenjangan akses digital. Tapi pada akhirnya, internet bukan soal angka di speed test. Yang paling terasa justru stabilitas, latency, dan apakah koneksi tetap nyaman dipakai di jam sibuk.
Bagi warga Jakarta, sikap paling masuk akal mungkin bukan langsung menolak atau memuja. Tunggu uji nyata. Lihat bagaimana performanya saat dipakai sehari-hari, bukan hanya di materi promosi.

Internet Rp100 ribu 100 Mbps bisa jadi angin segar, tapi juga bisa jadi pelajaran lama dengan bungkus baru. Semua akan terjawab di penggunaan nyata. Karena dalam urusan internet, yang murah itu menyenangkan, tapi yang stabil jauh lebih menenangkan.



