Sepakbola Indonesia

Taufik Jursal Impikan #RumahSepakbola demi Masa Depan Sepakbola Indonesia

TAUFIK Jursal Effendi memang bukan orang baru di sepakbola Jakarta. Ia sempat aktif di lingkup pembinaan Persija pada era 1980-an bersama Sekolah Sepakbola (SSB) Persija. Taufik bersama beberapa pelatih Persija, membangun pembinaan Persija yang dipusatkan di Stadion Menteng.

Selama hampir 30 tahun atau sekitar 30-an tahun dari usianya, Taufik juga berkutat di pembinaan sepakbola usia muda, termasuk membentuk ASSBI (Asosiasi Sekolah Sepakbola Indonesia). Kini, selain menjabat CEO Persija Barat, Taufik aktif di EdF La Liga

Taufik melihat potensi Persija Barat sebagai klub yang mampu menampung pemain muda dari ibukota. Baginya, sepakbola ideal tidak melulu bicara prestasi, tapi juga bagaimana memberi tempat luas kepada pesepakbola muda untuk berkreasi.

“Saya melihat bukan hanya Persija Barat, tapi Persija yang lainnya juga harus bisa bangkit seperti di Selatan dan Utara. Saya datang ke Persija Barat pada 2015 dengan konsep tersebut dan alhamdulilah mendapat sambutan bagus,” ujar Taufik.

“Kami mulai bentuk badan hukum pada 2016 dan bentuk yayasn bagi Persija Barat, Yayasan Bintang Bola Indonesia dengan independen. Kami bekerja sama dan tidak lagi bergantung pada asupan dana pemerintah dan donatur. Kami berusaha mencari sumber dana sendiri,” lanjutnya.

“Konsep inilah yang sekarang terus berjalan dengan saya sebagai CEO, lalu jajaran kami ada John Presly, AKPB Ruslan Idris, H. Achmad Ruslan SH, dan Madsani Manong. Kami mengonsepkan bagaimana Persija Barat tumbuh menjadi profesional,” jelasnya lagi.

Dukungan fasilitas lapangan di Stadion Cenderawasih juga diperoleh Taufik dari Walikota Jakarta Barat, Drs. H Rustam Effendi.

Persija Barat juga menjalin kerja sama dengan EdF LaLiga dalam hal pembinaan usia muda. Sinergi itu menurut Taufik menjadi model ideal bagi klub seperti Persija Barat, dengan visi pemain muda.

“Persija Barat, bertahan hidup dengan hal yang paling utama adalah loyalitas dan komitmen pengurus. Alhamdulilah, sekarang kami bekerja sama dengan EdF LaLiga dan ini yang membuat Persija Barat bisa bertahan dan terus melakukan program pembinaan usia muda,” jelas Taufik.

Sejak 2016, dengan basis di Persija Barat, Taufik seperti terobsesi membangun #RumahSepakbola. Di sini para pemain muda benar-benar bisa digodok menjadi pemain-pemain mumpuni di semua posisi.

 “Usia saya sudah 58 tahun (lahir 10 Oktober), saya jalani kehidupan penuh berkah, ada suka dan duka, anak-anak sudah besar dan punya kehidupan sendiri-sendiri. Istri saya sangat mendukung aktivitas saya di sepakbola,” kata Taufik.

 “Kini, saya ingin punya #RumahSepakbola. Saya benar-benar ingin melihat sepakbola Indonesia maju, sejajar dengan negara-negara lain, bahkan harus lebih baik dibandingkan Asia Tenggara. Miris saya jika melihat Indonesia tak memiliki striker hebat kecuali Lerby Eliandri. Striker-striker dan stopper-stoper Liga 1 kini dikuasai pemain asing,” tambah Taufik.

“#RumahSepakbola menurut saya salah satu solusi Indonesia bisa memiliki pemain-pemain yang benar-benar bisa diandalkan,” tandas Taufik.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button