Menghindari Klaster Keluarga? Begini Caranya
Pemerintah menyebutkan ada lebih dari 1.000 klaster penularan Covid-19 di seluruh Indonesia. Angka tersebut didapat dari proses penelusuran atau tracing yang dilakukan pemerintah melalui dinas kesehatan daerah atau Puskesmas.
JAKARTA, DIFANEWS.com — Masyarakat diminta secara ketat menjalankan protokol kesehatan saat melakukan aktivitas di luar rumah menyusul semakin banyaknya jumlah klaster keluarga atau kelompok penularan yang terjadi di tempat tinggal.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro, mengingatkan masyarakat harus konsisten melakukan 3M saat melakukan kegiatan di luar rumah yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Begitu pulang ke rumah, ujar Reisa, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memastikan virus tidak terbawa masuk.
“Sebelum masuk ke dalam rumah, kita harus menerapkan protokol kedatangan dengan baik,” ujar Reisa dalam keterangan pers di kantor presiden, beberapa waktu lalu.
Protokol kedatangan itu meliputi melepas alas kaki di luar rumah dan membersihkan barang bawaan yang dibawa dari luar. Hal penting lainnya adalah membersihkan badan, bila perlu mandi, sebelum bertemu anggota keluarga di rumah. “Saya yakin kita semua bisa,” katanya.
Kendati begitu, di tengah pandemi yang belum usai ini Reisa tetap mengimbau masyarakat mengurangi pergerakan di luar rumah. Bahkan bila memang tidak ada hal mendesak yang perlu dilakukan, lebih baik tetap tinggal di rumah.
“Lebih banyak di rumah saja. Keluar rumah hanya untuk kepentingan yang mendesak. Kalaupun harus keluar rumah hindari kontak fisik dengan orang lain. Sekalipun itu adalah teman kita sendiri. Jaga jarak aman minimal satu hingga dua meter,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah menyebutkan ada lebih dari 1.000 klaster penularan Covid-19 di seluruh Indonesia. Angka tersebut didapat dari proses penelusuran atau tracing yang dilakukan pemerintah melalui dinas kesehatan daerah atau Puskesmas, terhadap seluruh pasien konfirmasi positif Covid-19. Melalui tracing pula, pihak-pihak yang sempat melakukan kontak dengan kasus positif akan diperiksa.
Ia menjelaskan, klaster atau kelompok penularan lokal ini bisa terjadi di mana saja, termasuk tempat tinggal hingga perkantoran. Tempat bertemunya banyak orang tentu memberi risiko penularan yang lebih tinggi.