Shinta Kamdani: Kanada dan Inggris Berpotensi Besar bagi Perluasan Penetrasi Pasar Produk Nasional
JAKARTA, DIFANEWS.COM — Pelaku usaha menilai Kanada dan Inggris Raya bisa menjadi pintu perluasan penetrasi ekspor Indonesia ke negara-negara di sekitarnya. Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan negosiasi perdagangan dengan negara-negaa tersebut bisa segera dijalin.
“UK (Inggris Raya) dan Kanada adalah pasar-pasar yang sangat potensial untuk perluasan penetrasi ekspor dan pembentukan supply chain dengan Indonesia. Ini karena ekspor kita ke sana masih belum maksimal akibat overshadow pasar tetangganya [Amerika Serikat dan Uni Eropa],” kata Koordinator Wakil Ketua Umum III Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani, Minggu (26/9).
Shinta mengatakan, kedua pasar tersebut memiliki potensi yang sama besar dengan negara-negara tetangganya. Namun, tingkat daya saing produk Indonesia dan peluang untuk memiliki pangsa yang besar akan sangat bergantung pada kemampuan produksi di dalam negeri.
“Apakah Indonesia bisa bersaing terhadap produk kompetitor, kembali lagi pada daya saing kita. Kedua negara tersebut adalah pasar dengan jaringan kesepakatan perdagangan bebas yang luas, sehingga kemungkinan mereka sudah memiliki free trade agreement dengan kompetitor kita. Contoh saja, Kanada sudah memiliki FTA dengan Vietnam dan Malaysia lewat kerja sama Trans-Pasifik,” papar Shinta, dilansir bisnis.com.
Shinta menilai, kerja sama perdagangan tidak secara otomatis menjadi pengerek kinerja ekspor atau peningkatan daya saing produk nasional. Namun, kerja sama tersebut bisa menjadi instrumen terciptanya keterbukaan pasar yang maksimal bagi produk Indonesia.
Indonesia sendiri perlu secara aktif dan agresif memanfaatkan kerja sama perdagangan yang dijalin, sekaligus berupaya meningkatkan daya saing produk nasional. Tanpa upaya tersebut, kehadiran kerja sama perdagangan justru bisa berdampak negatif dan membuat Indonesia sebatas sebagai pasar produk dari mitra kerja sama.
Selain Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab (Indonesia-Uni Arab Emirate Comprehensive Economic Partnership Agreement/I-UAE CEPA) yang diharapkan selesai dirundingkan dalam kurun setahun, Indonesia juga menargetkan Indonesia-Canada CEPA selesai dalam waktu relatif cepat.
Kesepakatan yang telah diluncurkan pada 21 Juni 2021 itu bakal menjadi kerja sama perdagangan pertama Indonesia dengan negara Amerika Utara.
Lewat kerja sama tersebut, pemerintah berharap produk Indonesia bisa makin bersaing dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara yang telah lebih dahulu memiliki perjanjian dagang dengan Kanada.
Sebagaimana diketahui, beberapa negara Asia Tenggara telah bergabung dalam Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), di antaranya adalah Vietnam dan Malaysia.