Begini Kisah BRInita di Jayapura, Urban Farming Jadi Gaya Baru Bertani di Lahan Sempit di Gurabesi
JAYAPURA, difanews.com – Menjaga kelestarian dan keindahan lingkungan sekitar sudah menjadi tanggung jawab setiap manusia di bumi ini. Pada lingkungan yang asri dan terawat, terdapat segudang manfaat yang pasti akan dirasakan masyarakat.
Namun, demi bisa mewujudkan hal tersebut, diperlukan kesadaran dan tanggung jawab berbagai pihak, mulai dari pemerintah, berbagai instansi, hingga masyarakat yang turut diberdayakan.
Salah satu wilayah di Kota Jayapura, tepatnya di Kelurahan Gurabesi, juga mulai melakukan langkah kecil untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Seperti diketahui, Gurabesi memiliki lahan yang cukup terbatas dan wilayahnya juga terbilang kecil dibanding daerah lainnya di Jayapura. Karena itu, mereka harus kreatif membuat lingkungan menjadi lebih lestari sekaligus banyak memberi manfaat.
Lewat dukungan yang diberikan BRI dalam program BRI Peduli Bertani di Kota (BRInita), warga lokal di kelurahan ini bisa lebih berdaya dalam memanfaatkan lahan sekitar di tengah keterbatasan yang ada.
Metode hidroponik dalam bercocok tanam yang dipraktikkan masyarakat sekitar tak hanya bisa membuat lingkungan lebih hijau, tapi juga dapat memenuhi kebutuhan pangan warga lokalnya.
Menanam menggunakan metode hidroponik terbilang sangat tepat untuk wilayah Gurabesi. Menanam dengan cara itu memiliki banyak manfaat dan hanya butuh biaya relatif kecil dan sangat cocok diterapkan masyarakat yang tinggal di daerah minim lahan seperti Gurabesi.
Adapun manfaat yang didapatkan dengan metode menanam ini, yaitu lingkungan menjadi semakin hijau dan masyarakat pun dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Selain itu, penerapan hidroponik ini pun diharapkan mampu mengurangi angka anak stunting di Jayapura.
“Dengan hidroponik membuat warga Kota Jayapura dapat memenuhi kebutuhan anak-anak terhadap buah dan sayur-sayuran. Selain sayur-sayuran semisal pakcoy, selada, sawit, kangkung dan lainnya, buah-buahan juga bisa, semisal strawberry dan buah sejenis,” jelas Kepala Kelurahan Gurabesi Maria Jochu.
Masyarakat Lokal Diberdayakan Dengan Hidroponik
Maria juga mengatakan, perubahan mulai bisa dirasakan masyarakat Gurabesi. Jika sebelumnya mereka kebingungan untuk menanam di lahan sempit, hingga akhirnya bertemu dengan metode hidroponik yang sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan pangan harian mereka.
“Selama melakukan sistem tanam hidroponik, kami jadi bisa mendapatkan edukasi baru seputar metode tersebut. Selain itu, bukan cuma cara menanam saja, tetapi kami juga bisa tahu bagaimana cara memanfaatkannya untuk mengembangbiakan apotek hidup, sayur-sayuran, dan buah-buahan untuk di lingkungan keluarga masing-masing,” tambah Maria.
Tak cuma itu, Maria juga mengungkapkan bahwa hasil panen ini bisa dimanfaatkan untuk diolah kembali menjadi makanan yang sedap bagi anak-anak.
“Jadi mungkin kalau ada anak-anak yang susah sekali makan sayur-sayuran, kami juga dapat mengolahnya menjadi makanan-makanan yang lebih menyenangkan dan sesuai dengan selera mereka. Dengan begitu, anak-anak juga bisa makan sayur-sayuran untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.”
“BRI juga melakukan pembinaan bagi penerima manfaat berupa pelatihan pengelolaan urban farming dengan menggandeng tenaga ahli/instansi terkait seperti dari pertanian serta melakukan pembinaan berkala,” ucapnya.
Terkait dengan hal tersebut, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menambahkan, BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menyalurkan program-program yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan.
Program BRInita menjadi salah satu komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota yang memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.
“Program ini tidak hanya di satu titik , tetapi di 18 wilayah di Indonesia. Dengan bantuan infrastruktur yang kami berikan, harapannya program ini secara berkesinambungan dapat terus berjalan sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat,” beber Hendy.
“Semoga cerita di Kelompok Dasawisma Pelangi Baru menjadi kisah inspiratif yang dapat ditiru bagi kelompok-kelompok lainnya,” tandas Hendy.***