News

Detik-Detik Pria Dituduh Perkosa Difabel Diseret Warga — Polisi Buka Suara!

DIFANEWS.COM – Gowa, Pagi di Desa Rappolemba, Tompobulu, pada Rabu, (3/12/2025) mendadak berubah tegang setelah warga mendengar kabar bahwa seorang perempuan penyandang disabilitas diduga menjadi korban pemerkosaan. Info itu menyebar cepat dari mulut ke mulut, buat satu kampung langsung heboh. Tak lama kemudian, seorang pria bernama Ali diamankan warga dan dituding sebagai pelaku. Situasi makin panas ketika video amatir memperlihatkan Ali diikat, dipukul, lalu diseret menggunakan sepeda motor keliling kampung hingga akhirnya berujung tewas. Videonya pun viral pada Kamis, (4/12) dan langsung jadi pembicaraan publik.

Polisi yang menerima laporan bergerak cepat. Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaeman, menjelaskan bahwa korban sudah dievakuasi untuk pemeriksaan medis dan pendampingan.
“Informasi awal menyebut korban adalah perempuan berkebutuhan khusus dan diduga mengalami kekerasan seksual. Kami sudah menurunkan tim kesehatan dan penyidik untuk memastikan kondisi korban dan mengumpulkan bukti,” kata Aldy.

Seorang korban penyandang disabilitas yang menjadi korban dugaan pemerkosaan di Tompobulu, Gowa. Foto: Dok. Warga (via Facebook)

Kapolres Gowa, juga menegaskan bahwa aksi main hakim sendiri bukan solusi dan justru bikin proses hukum makin ruwet.

Dari sisi perlindungan sosial, Dinas Sosial Kabupaten Gowa ikut turun tangan. Kepala Dinsos Gowa, H. Firdaus, memastikan korban mendapat pendampingan penuh sebagai penyandang disabilitas. “Korban membutuhkan perlindungan khusus. Kami sudah koordinasi dengan polisi dan rumah sakit agar hak-hak korban terpenuhi, mulai dari pendampingan psikososial sampai layanan medis,” jelas Firdaus.

Cuplikan video warga yang memperlihatkan momen saat terduga pelaku pemerkosaan terhadap penyandang disabilitas diseret menggunakan motor oleh massa. Foto: Dok. Warga (via Facebook)

Peristiwa ini bukan cuma soal dugaan pemerkosaan, juga cermin bagaimana masyarakat merespons kekerasan terhadap kelompok rentan. Banyak pemerhati disabilitas menilai kasus ini memperlihatkan masih minimnya jalur pelaporan aman untuk korban difabel dan belum meratanya layanan medis ramah disabilitas. Aksi massa yang viral itu, meski lahir dari kemarahan, tetap dianggap tidak bisa dibenarkan karena merampas proses hukum dan berpotensi menghilangkan bukti penting.

Saat ini polisi masih menunggu hasil visum lengkap dan memeriksa saksi di lapangan. Korban dilaporkan stabil dan masih dalam pemantauan tim medis bersama pendamping sosial. Aparat juga mengimbau masyarakat untuk menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada pihak berwenang.

Kasus Gowa ini jadi pengingat bahwa perlindungan untuk penyandang disabilitas harus lebih serius, lebih cepat, dan lebih dekat dengan warga supaya kejadian serupa tidak terulang, dan tidak lagi ada orang yang merasa harus “bertindak sendiri” sebelum hukum berjalan.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button