
DIFANEWS.COM – Kabar duka menerpa dunia tinju. Kali ini mengenai meninggalnya Tommy Brooks dalam usia 71 karena kanker.
Kabar kematian suami Donna Duva, salah satu putri promotor kondang Lou Duva, kali pertama disampaikan Lou DiBella pada Selasa malam lalu.
“Beberapa waktu lalu ada kabar buruk lagi,” tulis DiBella di X. “Keluarganya baru saja mengonfirmasi bahwa pelatih tinju ternama Tommy Brooks meninggal dunia malam ini, setelah berjuang melawan kanker yang sangat ganas. Terlalu muda.”
Brooks pergi meninggalkan warisan besar dalam olahraga ini. Brooks adalah salah satu dari sedikit pelatih yang bekerja dengan para petarung top di puncak karier mereka.
Ia terkenal sebagai dalang kemenangan Holyfield atas Tyson, sekaligus membantu Tyson melupakan kekalahan tersebut.
Ia juga bekerja dengan Klitschko bersaudara, Wladimir dan Vitali.
Tidak banyak yang tahu bahwa ia bertinju amatir sebelum ini, dan meraih dua kemenangan atas Michael Spinks.
“Terlalu muda. Petinju yang hebat dan bahkan lebih baik lagi, dia benar-benar pria yang solid. Menghabiskan banyak malam yang tak terlupakan bersama Tommy dan istrinya, Donna Duva, selama masa-masa kejayaan Main Events,” tulis DiBella, promotor Main Events.
“Cinta dan doa saya untuk Donna dan seluruh keluarganya. Kini, kehilangan orang-orang tinju sejati adalah masa yang sangat berat. Ini sangat berat bagi saya,” tambah De Bella
Tommy Brooks, kelahiran Arkansas, tak diragukan lagi merupakan salah satu pelatih tinju terhebat sepanjang masa. Ia membangun karier amatir yang mengesankan, termasuk dua kemenangan atas Michael Spinks.
Namun, pada 1982, ia memutuskan untuk pindah dari tengah ring ke sudut ring, mendedikasikan hidupnya untuk membimbing beberapa talenta terbaik dalam olahraga ini: Evander Holyfield, Mike Tyson, Mike McCallum, Vinny Pazienza, Freddie Pendleton, Junior Jones, dan Klitschko bersaudara.
Brooks yang pendiam dan rendah hati selalu menghargai keberuntungan besar yang memungkinkannya bekerja dalam berbagai kapasitas dengan legenda seperti Evander Holyfield, Mike Tyson, Pernell Whitaker, dan Mike McCallum.
Ia yang membawa Holyfield menjadi juara tak terbantahkan kelas penjelajah dan kelas berat di era 1980-an dan 1990-an.
Dia membawa Holyfield dua kali mengalahkan Mike Tyson sekaligus membuat Tyson akhirnya juga berlatih di bawah arahan Brooks. Kolaborasi keduanya berakhir 2002.
Shaun George, menantunya, mengenang pada Rabu bagaimana Brooks sangat membantunya ketika ia menjadi penantang kelas berat ringan dan kemudian bagaimana ketika ia juga beralih menjadi pelatih.
“Tommy adalah salah satu orang yang selalu tahu di mana posisinya,” ujar George kepada The Ring. “Dia selalu jujur, sangat jujur, tetapi selalu penyayang, selalu peduli. Dia akan memberikan segalanya.”
“Ia salah satu pria terbaik yang pernah Anda temui, tetapi dia tidak pernah berbohong. Apa pun itu atau betapa sulitnya berbohong, dia selalu mengatakan yang sebenarnya. Itulah yang seharusnya diupayakan semua pria.”
Brooks, yang tumbuh besar di San Diego, California, dan kemudian menetap di Knoxville, Tennessee, mengalahkan Michael Spinks selama karier amatirnya di mana ia memenangkan gelar Golden Gloves di tingkat negara bagian dan regional.
Setelah dua tahun berkarier profesional (7-3, 7 KO) sebagai petinju kelas menengah dan kelas menengah super, Brooks mulai menorehkan prestasi dalam olahraga ini sebagai pelatih pada 1982.
Brooks juga pernah menjadi pelatih tim nasional Cina. Ia sering tinggal di Cina selama berbulan-bulan dan bekerja dengan juara kelas berat interim WBO, Zhang Zhilei Zhang, dan penantang kelas berat ringan, Meng Fanlong Meng.
Brooks dan menantunya, George, juga melatih Zhilei dan Fanlong setelah mereka menjadi petinju profesional.***