Gagal di Final Rio Open, tapi Nama Auger-Aliassime Tetap Melangit

JAKARTA, DIFANEWS.com — 2018, setelah mengalahkan perempat finalis Wimbledon 2015 dan rekan senegaranya asal Kanada, Vasel Pospisil di Indian Wells, seorang wartawan bertanya kepada Felix Auger-Aliassime: apakah ia berpikir dirinya akan jadi terkenal?

“Tidak, belum, saya tidak begitu tahu. Mungkin nanti akhirnya datang juga,” jawab petenis Kanada berusia 18 itu dengan seulas senyum.

“Tahun lalu, dua tahun lalu, tak terpikir saya akan berada di sini dan bicara dengan Anda [wartawan], babak kedua The Masters. Saya masih bermain di junior,” ia melanjutkan kalimatnya dalam konferensi pers di Indian Wells tahun lalu itu.

“Transisi ini berlangsung cukup cepat, agak sulit dipercaya saya berada di sini begitu cepat. Tapi, sebagai anak-anak, ini semua momen yang Anda impikan dan level di mana Anda ingin berada.”

Kurang dari setahun, setelah terakhir berada di peringkat 104 dunia, Auger-Aliassime kini masuk 60 Besar ATP berkat sepak terjangnya di Rio Open di Brasil.

Di babak awal, ia menang mudah atas unggulan 2 asal Italia, Fabio Fogini, 6-2, 6-3.

Setelah itu, ia menyingkirkan Christian Garin, Jaume Munar, dan Pablo Cuevas (juara Rio Open 2015) untuk tampil di final. Saat itu ia sudah mencetak sejarah sebagai petenis termuda yang lolos ke final ATP 500, satu level di bawah ATP Masters atau ATP1000.

Sayangnya, di laga final, langkahnya terhenti di tangan Laslo Djere, petenis Serbia. Auger-Aliassime menyerah 3-6, 5-7.

Itu bisa jadi hasil maksimal. Untuk sementara. Itulah hasil kerja kerasnya di Pelatnas Tenis Kanada yang sebelumnya melahirkan bintang-bintang seperti Milos Raonic, Bianca Andreesdcu, dan Brayden Schnur.

Di turnamen berikutnya, langkahnya pasti akan makin berat. Takkan ada lagi yang berani menganggapnya remeh. Ia jadi salah satu petenis yang harus dikalahkan jika tak ingin terkapar.