Kesehatan

Islam Bahkan Menuntun Cara Potong Kuku, Begini Urutan-urutannya

Memotong kuku dalam Islam erat kaitannya dengan bersuci atau menjaga kebersihan. Bahkan praktik tersebut termasuk dalam salah satu fitrah amaliah yang dianjurkan Rasulullah SAW.

ISLAM adalah agama yang mengajarkan kebersihan bagi pemeluk-pemeluknya. Salah satu cara menjaga kebersihan adalah dengan memotong kuku secara bersih.

Penyebabnya, antara lain, karena pada kuku yang panjang dan apalagi kurang terawat, tersimpan kuman atau bakteri yang bisa masuk ke dalam tubuh dan mengganggu kesehatan.

Memotong kuku dalam Islam erat kaitannya dengan bersuci atau menjaga kebersihan. Bahkan praktik tersebut termasuk dalam salah satu fitrah amaliah yang dianjurkan Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“(Sunnah) fitrah ada lima, yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur bulu ketiak, memendekkan kumis, dan memotong kuku.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain yang berasal dari Aisyah RA, memotong kuku juga termasuk dalam 10 perkara fitrah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Sepuluh hal yang termasuk fitrah, yaitu menggunting (menipiskan) kumis, memelihara (memanjangkan) jenggot, bersiwak (menggosok gigi), istinsyak (memasukkan air ke hidung ketika berwudhu), memotong kuku, membasuh sela-sela jari (Barajim), mencabut (mencukur) bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan bersuci dengan menghemat air.” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah)

Hal ini membuktikan bahwa ajaran Islam memperhatikan kebersihan seseorang.

URUTAN POTONG KUKU

Lalu, apakah Rasulullah SAW juga mencontohkan urutan potong kuku yang baik?

Imam Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari menyebutkan, tidak ada satu pun hadits shahih yang menerangkan secara detail tentang urutan potong kuku. Dengan kata lain, tidak ada tuntunan rinci dari Rasulullah SAW.

Meski demikian, Rasulullah SAW pernah mencontohkan, memulai segala kegiatannya dari tangan kanan. Sebab, Rasulullah SAW menyukai segala sesuatu dari kanan. Istri Rasulullah SAW, Aisyah RA berkata dalam suatu hadits:

“Dahulu, Nabi Muhammad SAW memulai sesuatu dari kanan, (misal) memakai sandal, menyisir, bersuci, dan semua perbuatan lainnya.” (HR Bukhari).

Namun, Imam an Nawawi dalam kitab al Minhaj Syarah Shahih Muslim merinci urutan potong kuku menurut Islam. Menurutnya, urutan dimulai dari kuku jari telunjuk kanan lalu jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan jari jempol.

“Selanjutnya, tangan kiri dimulai dari jari kelingking, jari manis, sampai selesai semua,” tulis Imam an Nawawi.

Namun, ada juga yang berpendapat dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid II yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Al-Utsaimin, memotong jari tangan kanan dimulai dari jempol lalu berakhir di jari kelingking.

Adapun memotong kuku jari-jari kaki tidak jauh berbeda dengan cara memotong kuku jari-jari tangan. Urutan potong kuku menurut Islam diawali dari jari kelingking kaki kanan hingga berakhir di kelingking kaki kiri secara berturut-turut.

Mengutip buku Sehat dengan Salat karya H. Hendrik, Islam telah mengategorikan potong kuku sebagai salah satu sunnah fitrah. Sunnah fitrah berarti amalan yang dilakukan oleh para nabi, khususnya Nabi Muhammad, sebagai usaha membersihkan diri dari kotoran.

Dalam Islam, memelihara kuku panjang tidak boleh lebih dari 40 hari. Aturan ini tertuang dalam hadits dari Anas bin Malik RA:

Artinya: “Kami diberi batasan dalam memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, itu semua tidak dibiarkan lebih dari 40 malam.” (HR Muslim)

HARI POTONG KUKU

Pada dasarnya, tidak ada aturan hari-hari tertentu yang diwajibkan untuk potong kuku. Setiap umat Muslim dapat memotong kuku dan membersihkan tubuhnya hari apa pun. Namun, para ulama dari mazhab Syafi’i berpendapat bahwa hari terbaik untuk potong kuku adalah Jumat.

Selain itu, ada juga larangan untuk memotong kuku bagi orang yang akan berkurban saat Idul Adha. Dalam Hadits Riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa saja yang ingin berkurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijjah (1 Dzulhijjah), maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berkurban.” (HR Muslim)

Meski tidak dijelaskan alasannya, sebagian besar ulama sepakat bahwa larangan memotong kuku bagi orang yang akan berkurban termasuk bagian dari bentuk kurban di hari Idul Adha.***

 

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button