Iwan Setiawan: Industri Tekstil Sudah Pulih
Menurut Iwan Setiawan Lukmanto, TPT adalah indusri yang unik lantaran saat ekonomi terkontraksi, maka industri TPT bisa turun drastis. Namun, ketika sedikit saja ekonomi mengalami perbaikan, maka industri TPT akan cepat bangkit.
JAKARTA, DIFANEWS.com — Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, 2020 adalah tahun pelajaran bagi seluruh industri.
Kini, menjelang akhir tahun, keberhasilan uji coba vaksin Covid-19 menjadi katalis yang baik, dimana terlihat dari masyakat yang kembali membelanjakan uangnya.
“Tahun ini juga menjadi tolok ukur bagi emiten karena kita belajar bagaimana lebih baik lagi,” beber Iwan, dalam acara Zooming with Primus dengan tema ‘2021, Tahun Kebangkitan Emiten’ yang ditayangkan live Beritasatu TV, Kamis (19/11).
Diskusi yang dipandu Direktur Pemberitaan Beritasatu Media Holdings (BSMH) Primus Dorimulu itu juga menghadirkan dua pembicara lain, Direktur Eksekutif Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan dan Presiden Direktur Bank Panin Tbk Herwidayatmo.
Sebagai Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex, Iwan mengungkapkan, pemulihan sudah ditandai dengan utilisasi mesin produksi yang kini mencapai 90%, dibanding saat awal pandemi yang anjlok sampai 60%.
Selain itu, ekspor tekstil pun sudah kembali digalakkan lagi. Pihaknya mencermati, tanda-tanda pemulihan yang paling terlihat adalah masyarakat yang berbelanja pakaian. Iwan mencermati, selama pandemi setiap sektor emiten masing-masing mengalami periode pemulihan yang berbeda.
Sektor perbankan kemungkinan bisa lebih cepat pulih lantaran banyaknya relaksasi dari pemerintah. Hal ini bisa dipahami karena perbankan merupakan bisnis highly regulated. Artinya, saat diberikan relaksasi, maka perbankan dapat memanfatkan dengan baik dan menjalankan good corporate governance sesuai standar.
“Sementara di industri tekstil dan produk tekstil (TPT), kami tidak mendapat relaksasi. Tapi kami tetap menjalankan regulasi yang kuat, misalnya menjaga kecukupan kas perusahaan dan manajemen keuangan dengan baik,” katanya.
Iwan menambahkan, Sritex memanfaatkan pandemi dengan melakukan diversifikasi produk seperti produksi alat pelindung diri (APD) dan masker. Pihaknya juga mendorong distribusi dan penjualan online lewat Sritex. co.id.
Selain itu, pandemi membuat perseroan lebih jeli mengatur dan merestrukturisasi pengeluaran.
Menurut Iwan, TPT adalah indusri yang unik lantaran saat ekonomi terkontraksi, maka industri TPT bisa turun drastis. Namun, ketika sedikit saja ekonomi mengalami perbaikan, maka industri TPT akan cepat bangkit. Alhasil, pihaknya memandang 2021 dengan sangat optimistis.
“Sritex itu punya slogan selama pandemi ini. Pertama, kita keluarga Sritex harus sehat. Kedua, kami menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK). Ketiga, kita pantang menyerah. Selama pandemi tidak ada yang dirumahkan, sekarang karyawan Sritex Grup sudah sebanyak 50.000 orang,” tandas Iwan, dikutip dari investor.id.