Jakarta, difanews. com — Bukan soal seberapa besar keyakinan Dillian Whyte untuk membalas kekalahannya dari Alexander Povetkin. Sebab, di balik optimisme itu, juga terselip risiko besar yang mungkin akan dialami.
The Body Snatcher (27-2-0, 18 KO) akan melakoni rematch penuh dendam ini pada 27 Maret di Europa Point Sports Complex, Gibraltar.
Pada pertarungan sebelumnya, Povetkin (36-2-1, 25 KO), 41 tahun, mengejutkan dunia ketika hook kirinya membuat Whyte, 32 tahun, terkapar di ronde 5, Agustus 2020, setelah di ronde 4 sempat dua kali menjatuhkan Povetkin.
Andrey Ryabinskiy, promotor Povetkin, mengingatkan Whyte, bahwa ia akan terlunta-lunta jika kembali kalah dari Povetkin.
“Ini berisiko besar buat Dillian, bahkan mungkin lebih berat dibandingkan duél pertama. Dua kali kalah beruntun akan membuat kariérnya terseok-seok,” ujar Ryabinskiy kepada Metro.co.uk.
Menurut Ryabinskiy, Povetkin bukan pribadi yang suka meletup-letup. Ia kalem seperti air tanpa embusan angin, tanpa riak, apalagi gejolak. Lebih dari itu, Povetkin kemungkinan juga sudah melupakan hasil pertarungan pertama dan kini mempersiapkan diri layaknya belum pernah terjadi pertarungan pertama dengan Whyte.
Sebelum pertarungan pertama digelar, Whyte adalah pemegang tiket duél wajib juara kelas berat WBC sejak masih digenggam Deontay Wilder sampai kemudian pindah ke tangan Tyson Fury. Kini, tiket itu ada di genggaman Povetkin sekaligus juara kelas berat WBC interim.
Jika Povetkin menang, ia hampir pasti akan mendapatkan kesempatan untuk duél perebutan gelar.
Namun, Fury saat ini tengah dipersiapkan untuk duél unifikasi kelas berat melawan Anthony Joshua, juara WBA super, IBF, dan WBO. Rencananya, duél akan digelar dua kali sepanjang 2021. So, Povetkin nampaknya harus bersabar.
“Kita semua tahu, proses pertarungan unifikasi Fury-Joshua masih berjalan dan sulit mengintervensi mereka. Tapi, dalam dua tahun terakhir, kelas berat sangat dinamis. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan,” tambah Ryabinskiy.