Bisnis

Kadin Ingin Wujudkan Industri Halal sebagai Salah Satu kekuatan Ekonomi Indonesia

JAKARTA, difanews.com — Sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia, industri halal diyakini bisa menjadi kekuatan ekonomi baru di Indonesia. Hal tersebut diutarakan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, beberapa waktu lalu.

Guna mewujudkan hal tersebut, menurut Arsjad, kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan swasta menjadi kunci penting untuk memperkuat seluruh rantai nilai industri halal di Indonesia, sehingga ke depannya bisa masuk dalam rantai nilai global.

“Kadin berkomitmen memfasilitasi transformasi pelaku industri halal, termasuk UMKM untuk mengakselerasi menuju ekosistem digital, memperluas akses ke pasar global, mendorong investasi dalam pembangunan kapabilitas sumber daya manusia, serta meningkatkan produktivitas melalui penerapan digital teknologi seperti internet of things, big data, artificial intelligence, cloud computing, dan additive manufacturing,” kata Arsjad dalam acara Road to Jakarta Muslim Fashion Week 2023, Ahad (22/5).

Arsjad menyampaikan, kolaborasi antara pemerintah dan swasta salah satunya diwujudkan melalui gelaran Jakarta Muslim Fashion Week. Acara ini digagas oleh Kementerian Perdagangan dan Kadin Indonesia bersinergi dengan PT Mustika Ratu serta asosiasi fesyen dan kosmetik.

“Momentum ini merupakan bentuk kolaborasi nyata yang inklusif dan lintas sektor dalam upaya memajukan industri fesyen dan kosmetik halal di Indonesia,” kata Arsjad.

Dalam acara yang sama, Staf Ahli Bidang Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan Frida Adiati mengungkapkan, meskipun Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, saat ini Indonesia masih menjadi konsumen produk halal terbesar di dunia. Sementara kontribusi Indonesia sebagai sebagai produsen produk halal dunia tergolong masih minim.

“Kita baru menjadi top five market, baru sebagai market. Seharusnya kita menjadi top five player atau produsen dari produk halal,” tegas Frida.

Frida memberi contoh, potensi industri fashion muslim global pada 2024 diperkirakan mencapai US$ 311 miliar. Tetapi di pasar ekspor, pangsa pasar Indonesia kurang dari 2%.

Begitu juga dengan industri kosmetik halal yang potensinya mencapai US$ 76 miliar, pangsa pasar Indonesia masih kurang dari 1%.

“Karena itu, kolaborasi sangat penting untuk terus ditingkatkan guna menggenjot ekspor produk-produk halal, dan juga penggunaannya di dalam negeri harus terus didorong,” kata Frida, dilansir dari berita satu.***

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button