Lenong Modern Bejana Perak, Upaya Menangkal Budaya Lokal dari Serangan Budaya Global
Group Lenong Modern Bejana Perak adalah regenerasi baru dari Lenong Rumpi yang digawangi Harry De Fretes, sebagai penulis naskah sekaligus yang menyutradarainya.
JAKARTA, DIFANEWS.com — Lakon ‘Halte Bis Rumpi’ yang dipentaskan Lenong Modern Bejana Perak di Gelanggang Remaja Bulungan Jakarta Pusat merupakan pementasan yang ketiga, sejak berdirinya budaya kesenian khas Betawi di tahun 2016.
Group Lenong Modern Bejana Perak adalah regenerasi baru dari Lenong Rumpi yang digawangi Harry De Fretes, sebagai penulis naskah sekaligus yang menyutradarainya. Sebagaimana Lenong Rumpi, sebelum ditayangkan di stasiun TV dan diangkat ke Layar Lebar, awalnya hanya tampil dipentas dari panggung ke panggung pada perhelatan momen tertentu.
Lenong Modern Bejana Perak juga hadir dari panggung ke panggung dengan konsep yang sama dengan Lenong Rumpi, mengangkat tema cerita-cerita masyarakat Kota Jakarta dengan segala situasi dan problematikanya. Tentu saja menggunakan bahasa sehari-hari dengan logat dan dialek Betawi yang kental, dikemas komedi diselipi celetukan yang segar menghibur. Diharapkan hadirnya Lenong Modern Bejana Perak masyarakat Jakarta bisa menerima dan menyukainya, seperti halnya Lenong Rumpi.
Keberhasilan Lenong Rumpi pada saat itu mungkin didukung oleh pemeran, yang sebelumnya sudah menjadi artis, dan telah dikenal oleh penonton. Namun demikian pemeran di Bejana Perak, walaupun belum menjadi selebritis, memiliki kemampuan akting dan karekter yang kualitasnya sama. Malahan, mereka tidak merasa terbebani oleh status ketenaran. Mereka bermain lepas, bebas berimprovisasai dengan candaan dialek komedi yang lucu, bikin gelak tawa.
Lenong Modern Bejana Perak kesenian Betawi, Jakarta, bukan berarti para pemainnya berasal dari Betawi asli. Mereka dilahirkan di Jakarta, dari berbagai macam suku, budaya. Ada yang dari Jawa, Sunda, Maluku, Papua, Manado dan berbagai daerah lainnya. Hal itu menandakan bahwa Lenong Betawi kaya budaya nusantara, yang dilebur menjadi kesenian multikultur dengan aroma gaya dialek Betawi, yang egaliter untuk semua khalayak suku bangsa Indonesia.
Tontonan Lenong Modern Bejana Perak sengaja digagas untuk melestarikan budaya lokal dari serangan budaya global, dari bermacam negara lain, yang mudah diakses lewat gadget dalam ngenggaman tangan. Untuk memenangkan persaingan dan peperangan budaya, Lenong Betawi harus dikemas dengan rasa kekinian, mengikuti gaya milenial dan mengikutsertakan generasi jaman now.
Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih Sayang telah mampukan kami untuk mementaskan lakon; Pilih-pilih Mantu, Meo Iyet dan yang sekarang penampilkan dengan lakon ‘Halte Bis Rumpi’ yang tampil di Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta, Minggu (10/2) pukul 16.00 WIB. (EQ)