Manfaatkan Resep Keluarga, Omset Teh Serai Etam Mencapai Rp35 Juta per Bulan
Jakarta, difanews.com — Kepala bidang pemberdayaan usaha mikro Dinas Koperasi dan UKM Kukar Dianto Raharjo mengatakan akan terus membantu potensi lokal asli Kukar seperti yang dilakukan Sri Lestari, pembuat teh serai Etam Kukar.
“Pemanfaatan nilai bahan serei dari bahan masakan dapur sehingga mengandung nilai ekonomis, ada inovasi dan kreativitas. Ini yang kami harapkan untuk memajukan UKM kita,” ungkap Dianto saat dikunjungi infosatu.co di ruang kerjanya Selasa (24/11/2020).
Menurut Dianto, ke depan akan terus melakukan pendampingan kepada usaha mikro dengan potensi bahan dasar lokal. Ia akan membantu proses perijznan dan sertifikasi halal dan izin ke kesehatan. Tentunya juga Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) ke Menkumham agar terjaga orisinalitasnya.
“Kami akan lakukan pembinaan, pendampingan seperti legalitasnya. Kemudian pengembangan kemasan dan pemasarannya, meskipun teh serai Etam Bu Sri ini sudah bagus, sehingga omsetnya sudah puluhan juta,” kata Dianto.
Menurut Sri, mulanya minuman kesehatan tersebut hanya tradisi keluarga dari orang tua hingga neneknya. “Nenek saya sering memberikan minuman serai kalau saya sedang tidak enak badan,” ujar Sri.
Teh serai bikinannya berkhasiat mengobati asam urat, obesitas, kolesterol, rematik, diabetes, asma, sembelit, migrain, hingga baik untuk kanker payudara yang dalam fase satu atau stadium awal.
Produknya pun telah dipasok ke sejumlah daerah di Indonesia. Ia memasarkan melalui media sosial hingga sampai ke penjuru nusantara. Seperti di Medan, Riau, Lampung, Gorontalo, Manado, Bali, dan Jakarta.
Di awal 2015, produk teh serai dibikin seperti teh seduh (saringan), lalu dikembangkan menjadi teh celup yang dikemas seperti sekarang. Seperti teh pada umumnya, teh buatan Sri memiliki warna merah dengan aroma serai yang menenangkan. Apalagi bila diseduh dengan air hangat. Cukup ditambah sedikit gula.
“Produk ini sudah kami patenkan dengan nama Teh Serai Etam. Alhamdullah sudah sertifikasi halal dan mendapat izin dari dinas kesehatan,” kata Sri.
Per kotak yang berisikan 20 sachet teh celup dijual seharga Rp13.500 untuk agen dan eceran Rp15.000. Dalam sebulan setidaknya ia mendapatkan omzet Rp 35 juta.
Setelah sukses berinovasi dengan teh serai etam, Sri memiliki tekad mendirikan sebuah taman kanak-kanak (TK) untuk membantu tetangga maupun anak-anak di lingkungannya. TK tersebut diberi nama TK Dahlia. Orang tua bisa membayar SPP dengan sampah daur ulang.