JAKARTA, difanews.com — Megatarung antara Tyson Fury dan Anthony Joshua terancam batal justru beberapa hari setelah Fury menyatakan akan naik ring melawan Joshua di Arab Saudi pada 14 Agustus.
Penyebabnya adalah, Deontay Wilder, mantan juara kelas berat WBC yang dikalahkan Fury dalam rematch, memenangkan gugatannya di badan arbitrase olahraga internasional setelah rencana trilogi mereka batal karena proses negosiasi yang berlarut-larut.
Badan arbitrase olahraga itu kini melayangkan surat kepada pihak Fury untuk menjamin trilogi dengan Wilder pada 15 September.
Kabar itu diciutkan wartawan Sports Illustrated Chris McKenna dan dikonfirmasi wartawan ESPN Mike Coppinger. Kepada McKenna, promotor Bob Arum menyebut keputusan badan arbitrase itu sebagai konyol. Skenario Arum duél Fury dan Joshua pada Agustus dan Wilder akan dipertemukan dengan pemenangnya pada November atau Desember.
Fury menghentikan Wilder dalam rematch, Februari 2020, setelah pada duél pertama, Desember 2018, berakhir draw. Setelah kekalahan itu, Wilder mempersalahkan kostum yang dikenakannya terlalu berat membuat kakinya terbakar.
Setelah itu ia juga mempersalahkan pelatih Mark Breland meracuni minumannya, berkomplot dengan kubu Fury untuk mengalahkannya. Breland yang lempar handuk putih pada ronde 7 membuat Wilder murka dan memecat Breland.
Memang ada klausul kontrak untuk melakukan trilogi. Namun negosiasi selalu kandas, antara lain juga karena pandemi Covid-19. Memasuki 2021. pihak Fury menganggap opsi trilogi hangus dan ia mengejar duél unifikasi kelas berat melawan Joshua, pemegang sabuk WBA, IBF, dan WBO.
Negosiasi duél ini juga alot sampai akhirnya promotor dari pihak Joshua, Eddie Hearn mengatakan akan mengumumkan pertarungan pekan ini namun didahului Fury yang menyebut akan bertarung 14 Agustus di Arab Saudi.
Di sisi lain, pihak Wilder juga tak pernah berhenti mengejar trilogi sampai akhirnya ia dimenangkan badan arbitrase olahraga.
Upaya keras itu juga dilakoni Wilder karena isunya, duél Fury vs Joshua akan berlangsung dua kali. Jika ia membiarkan hal itu terjadi, posisi Wilder akan makin tidak pasti.
Karena itu, setelah kemenangannya secara hukum, ada kemungkinan Wilder, paling tidak, menerima bayaran untuk membiarkan Fury vs Joshua berlangsung untuk kemudian bertarung dengan sang pemenang seperti dikatakan Arum.
Nah, jika Fury mengalahkan Joshua, Fury akan berjumpa Wilder pada November/Desember. Pemenangnya, bisa berjumpa dengan Joshua untuk 2022.