Kesehatan

Mengenal Gejala Rhabdomylysis dan Cara Mengatasinya

JAKARTA, difanews.com — Rhabdomylysis adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala yang disebabkan kerusakan dan kematian jaringan otot rangka. Sindrom ini terjadi akibat rusaknya serat-serat otot dan keluarnya isi serat tersebut ke dalam aliran darah.

Rhabdomyolysis dapat disebabkan cedera atau kondisi lain seperti penggunaan obat-obatan tertentu dan infeksi virus. Rhabdomyolysis bisa memicu komplikasi yang serius, seperti gagal ginjal akut, bahkan kematian.

Gejala Rhabdomyolysis

Rhabdomyolysis merupakan kumpulan gejala dari kerusakan otot rangka. Gejala-gejala kondisi ini bervariasi bergantung dari penyebabnya. Namun, secara umum ada tiga gejala yang bisa menandakan kondisi ini, yaitu:

  • Nyeri otot di pundak, paha, atau punggung bagian bawah.
  • Kelemahan otot atau kesulitan menggerakkan lengan dan tungkai.
  • Urine berwarna kemerahan atau kecoklatan.

Selain itu, beberapa gejala lain yang mungkin dirasakan oleh penderita rhabdomyolysis adalah:

  • Kelelahan
  • Muncul memar
  • Mual dan muntah
  • Demam
  • Detak jantung cepat
  • Muncul tanda dehidrasi
  • Penurunan kesadaran

Kapan harus ke dokter

Rhabdomyolysis perlu segera ditangani untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Penyebab rhabdomyolysis yang bersifat traumatik adalah:

  • Cedera berat, misalnya karena kecelakaan, terjatuh, atau benturan.
  • Tekanan pada otot dalam waktu yang lama, seperti saat mengalami koma, dan kelumpuh
  • Cedera akibat sengatan listrik, sambaran petir, atau luka bakar yang serius.
  • Racun dari gigitan binatang, seperti ular dan serangga.

Penyebab rhabdomyolysis yang nontraumatik meliputi:

  • Konsumsi alkohol secara berlebihan atau penyalahgunaan NAPZA, seperti heroin, kokain, ekstasi, dan LSD.
  • Konsumsi obat-obatan, seperti obat golongan statin dan antipsikotik, serta obat lain, seperti amfetamin, eritromycin, cyclosporin, dan colchicine.
  • Ketegangan otot berat, seperti akibat olahraga secara berlebihan.
  • Hipertermia atau heatstroke.
  • Gangguan mental, seperti delirium tremens.
  • Infeksi virus, seperti HIV dan herpes simpleks.
  • Sepsis akibat infeksi bakteri.
  • Kelainan metabolik, seperti ketoasidosis diabetik.

Pengobatan Rhabdomyolysis

Penanganan rhabdomyolysis akan diberikan sesuai penyebab serta tingkat keparahannya. Umumnya, pengobatan yang dilakukan untuk menangani rhapdomyolysis, meliputi:

  • Pemberian cairan infus
  • Mencukupkan cairan dengan pemberian cairan melalui infus merupakan penanganan pertama untuk membantu protein mioglobin keluar dari ginjal dan mencegah terjadinya gagal ginjal.

Pemberian obat

Dokter akan meresepkan obat-obatan, seperti bikarbonat dan diuretik, untuk membantu fungsi ginjal dan menjaga keseimbangan elekrolit di dalam tubuh.

Cuci darah (hemodialisis)

Jika ginjal telah mengalami kerusakan dan gagal ginjal akut mulai terjadi, maka prosedur cuci darah perlu dilakukan untuk membantu fungsi ginjal.

Operasi

Operasi fasiotomi akan dilakukan untuk menurunkan tekanan dan melancarkan sirkulasi darah pada pasien yang mengalami sindrom kompartemen. Operasi perlu dilakukan karena sindrom ini berisiko merusak saraf dan otot.

Jika rhabdomyolysis muncul setelah penggunaan obat-obatan tertentu, penanganan dilakukan dengan menghentikan penggunaan obat dan menggantinya dengan obat lainnya. Pada kasus yang berat, penderita rhabdomyolysis akan menjalani perawatan intensif untuk memonitor kondisinya.

Peluang kesembuhan rhabdomyolysis tergantung dari penyebab dan seberapa cepat rhabdomyolysis ditangani. Tingkat kesembuhan pasien akan semakin tinggi jika pengobatan dilakukan sedini mungkin.

Komplikasi Rhabdomyolysis

Ada beberapa komplikasi yang dapat timbul sejak awal terjadinya rhabdomyolysis, antara lain:

  • Hiperkalemia
  • Hipokalemia
  • Peradangan hati
  • Aritmia
  • Gagal jantung
  • Henti jantung

Selain itu, rhabdomyolysis juga dapat menyebabkan komplikasi yang disebut dengan sindrom kompartemen. Jika terlambat ditangani, rhabdomyolysis dapat menyebabkan komplikasi lain berupa kerusakan ginjal permanen dan disseminated intravascular coagulation (DIC). Jika tidak ditangani sama sekali, kondisi ini dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.

Pencegahan Rhabdomyolysis

Cara paling utama yang dapat dilakukan untuk mencegah rhabdomyolysis adalah dengan minum air putih sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik yang berat atau yang berisiko menyebabkan terjadinya cedera otot. Cairan yang masuk ke dalam tubuh dapat membantu ginjal membuang mioglobin yang dilepaskan oleh otot.

Selain itu, melakukan pemeriksaan dini ke dokter ketika mulai terasa keluhan dan gejala, misalnya nyeri otot, juga dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi.

Artikel asli, https://www.alodokter.com/rhabdomyolysis

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button