
DIFANEWS.COM – SETELAH penampilan yang kontras melawan Joseph Parker dan Deontay Wilder di 2024, penantang kelas berat Zhang Zhilei (27-2-1, 22 KO) kini menemukan dirinya dalam posisi yang menguntungkan.
Zhilei kalah angka mayoritas dari Parker pada Maret, dan menghentikan Wilder ronde 5 pada Juni. Kedua pertarungan digelar di Kingdom Arena, Arab Saudi.
Memang, ia belum mencapai puncak seperti yang ia harapkan. Tetapi, petinju kidal berusia 41 tahun ini tahu bahwa waktu sangat penting jika ia ingin akhirnya mewujudkan mimpinya menjadi juara dunia kelas berat sejati.
Perjalanan ketiga berturut-turut ke Arab Saudi menanti bulan depan, saat petinju kidal asal Cina itu akan menghadapi Agit Kabayel (25-0-0, 17 KO) yang ingin merebut rekor tak terkalahkan sekaligus sabuk gelar WBC interim.
Juara EBU Eropa Kabayel menyeruak ke kancah elite dunia setelah kemenangan KO beruntun di Riyadh atas Arslanbek Makhmudov dan Frank Sanchez. Keduanya, sebelumnya, sama-sama tidak terkalahkan.
Pada konferensi pers, Senin (20/1), yang secara resmi mengumumkan laga lengkap ‘Last Crescendo’ di Riyadh, yang menghadirkan duel utama rematch Artur Beterbiev vs. Dmitry Bivol pada 22 Februari, pelatih kepala Zhilei, Shaun George, berbicara kepada Ring tentang banyak hal, termasuk pelajaran yang dipetik dari 2024 dan apa yang akan datang.
Parker berupaya menjadi juara dunia dua kali saat ia menghadapi Daniel Dubois, undercard Beterbiev vs Bivol. Menurut George, kesempatan duel lawan Dubois bisa saja jatuh ke tangan Zhilei, seandainya ia tidak menderita kekalahan dari petarung Kiwi, Maret lalu.
George mengungkapkan bahwa ia agar ragu untuk memprediksi hasil 50-50 di duel Dubois vs Parker. Ia berharap Dubois bisa memenangkan pertarungan tersebut.
Zhilei berhasil menjatuhkan Parker pada ronde 3 dan 8 di duel mereka, tetapi ketidakmampuannya untuk mendaratkan pukulan cukup sering pada ronde-ronde terbukti menjadi kunci. Ia kalah telak di akhir pertarungan dan juri memenangkan Parker secara mayoritas.
“Ada banyak hal. Dia tak boleh lagi meremehkan lawan, merayakan kemenangan saat pertarungan belum berakhir, dia langsung memahami itu dan kesalahan yang dia buat, memotong ring, memperpendek jarak, bekerja lebih baik secara teknis dan merapikan pertahanannya. Zhilei lebih banyak kalah dari Parker di 12 ronde pertarungan. Saya menantikan pertandingan ulang tetapi semuanya berjalan berbeda,” beber George.
Sementara dalam pertarungan melawan mantan juara WBC, Wilder, yang ia hentikan dengan pukulan tangan kanan yang dahsyat di ronde 5 dalam acara utama Queensberry vs. Matchroom pada 1 Juni, George mengaku optimis Zhilei memang akan menang.
Jared Anderson (17-1-0, 15 KO) juga kembali bertarung bulan depan setelah Martin Bakole (21-0-0, 16 KO) memberikan kekalahan profesional pertamanya Agustus lalu di acara Riyadh Season di Stadion BMO Los Angeles.
Petinju berusia 25 tahun itu akan tampil dalam kontes 10 ronde melawan Marios Kollias dari Yunani (12-3-1, 10 KO) pada kartu tambahan pertarungan gelar dunia Keyshawn Davis melawan juara kelas ringan WBO Denys Berinchyk.
“Ia masih memiliki bakat luar biasa, hanya saja ia meremehkan Bakole. Semua orang di dunia tinju tahu siapa Bakole, tetapi Jared tidak peduli, mungkin karena uangnya – tidak bisa menolak bayaran 3 juta dolar AS. Ia masih petinju muda dengan masa depan cerah,” tambah George.
“Zhilei mengurus urusannya sendiri saat ini. Martin banyak bicara, mematok harga dirinya, punya kesempatan untuk bertinju dengan Agit, lalu ingin menantang Zhang? Zhilei tidak akan menghindar, dia akan melawan siapa pun dan kesempatan itu akan datang. Kami ingin Oleksandr Usyk pada akhir tahun 2025,” tutup Shaun George.***