Poskes Bandara Siaga 24 Jam Layani Pemulangan Jamaah Haji yang Sakit

MAKKAH, difanews.com – Proses kepulangan jemaah sakit melalui mekanisme tanazul dan evakuasi terus berlangsung. Pada selasa (26/7) pagi pukul 06.30 waktu setempat, sebanyak lima ambulans diberangkatkan, membawa 10 jemaah tanazul-evakuasi dari kloter SOC dan SUB, dimana lima orang merupakan jemaah sakit didampingi pasangannya.
Pasangan suami istri Maftuh dan Jamilah, jemaah asal Surabaya, mengaku senang mengikuti proses evakuasi untuk dapat kembali ke Indonesia.
”Senang sekali mau pulang, Alhamdulillah ibadahnya sudah lengkap semua. Mohon doanya ya,” ucap Jamilah mewakili Maftuh.
Maftuh sebelumnya menderita stroke selama empat tahun di Indonesia. Pada prosesi haji di fase armuzna, Maftuh mengalami lemas ketika mabit hari pertama di Mina, hingga dirujuk ke Rumah Sakit Al Wadi. Setelah mendapatkan perawatan selama tiga hari, Maftuh dipulangkan ke KKHI Makkah untuk menjalani pemulihan.
Sementara, Pasangan Jemaah haji asal Jember Soleh dan Siti Khodijah mengaku ikhlas tidak meneruskan perjalanan ke Madinah melainkan mengikuti proses tanazul.
”Karena Bapak sakit, biarin (pulang). Yang penting ibadahnya selesai,” ujar Siti Khodijah.
Soleh dan Siti Khodijah semestinya menuju Madinah pada 28 Juli untuk melaksanakan Arbain, dan kembali ke Indonesia 4 Agustus. Namun Siti memilih tanazul awal menemani suaminya yang menderita infeksi kaki.
Demikian pula dengan jemaah asal Banyuwangi Mundi dan Zulham Efendi. Zulham memilih tanazul awal menemani sang istri yang menderita lupus.
”Saya lebih baik dampingi Ibu, karena saya bebannya ndak mau sendirian,” ujar Zulham.
Proses tanazul-evakuasi hari ini merupakan aktivitas terpadat selama tujuh belas hari proses berjalan. Secara total sebanyak 18 jemaah menjalani tanazul-evakuasi per hari ini mulai pukul 06.30 hingga pukul 20.30 waktu setempat. Secara total hingga Selasa (26/7) sebanyak 34 jemaah haji sudah menjalani evakuasi dan 41 jemaah haji sudah menjalani tanazul.
Kepala Seksi Kesehatan Bandara Arab Saudi, Imron Cahyono menyatakan bahwa proses tanazul evakuasi melalui jeddah akan berlangsung hingga 30 Juli 2022, mengikuti penerbangan kloter. Setelahnya proses tanazul-evakuasi akan dilakukan melalui bandara madinah.
Sesampainya di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, peserta tanazul-evakuasi dipindahkan ke poskes oktagon, untuk diobservasi dan menunggu waktu penerbangan. Menurut Imron, jemaah terus dipantau untuk memastikan kondisi jemaah tetap baik selama proses penerbangan.
”Alhamdulillah jemaah dalam kondisi stabil, dan semua bisa didorong dengan wheelchair,” ujar Imron.
Menurut Imron, kondisi jemaah yang dilakukan tanazul-evakuasi sudah memenuhi syarat transportable. Sehingga sesampainya di Bandara tidak perlu lagi dilakukan perawatan di poskes oktagon. Kecuali jika terjadi penurunan kondisi pasien atau kondisi kegawatdaruratan.
”Memasuki waktu penerbangan, jemaah tanazul evakuasi kita dorong masuk ke pesawat terlebih dahulu,” tambahnya.
Imron menyatakan bahwa pos kesehatan bandara atau poskes oktagon memberikan pelayanan kesehatan 24 jam selama masa pemulangan jemaah haji. Selain memastikan jemaah haji tanazul-evakuasi dapat diberangkatkan, poskes oktagon juga memiliki tanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan kepada kloter kepulangan jemaah haji di ruang paviliun.
Sebanyak 7 petugas kesehatan bertugas dalam satu kali shift, terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, apoteker, dan Tim Pendukung Kesehatan. Selain bertugas di poskes oktagon, tim juga standby di paviliun, lokasi transit jemaah haji. Pihaknya mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan tenaga dokter spesialis emergency dan spesialis anestesi yang ditugaskan di poskes oktagon selama masa pemulangan jemaah haji.
”Untuk mempercepat mobilisasi jika dibutuhkan pemindahan jemaah dari paviliun ke pos oktagon, selain kursi roda, kita juga punya kendaraan golf car, mengingat posisi paviliun yang tersebar di lima titik,” jelas Imron.***