JAKARTA, DIFANEWS.com — Luas Pulau Migingo kurang dari 2.000m persegi. Pulau ini dipenuhi gubuk-gubuk yang dibangun serampangan, dilengkapi pelabuhan kecil, beberapa bar, rumah bordil, dan kasino terbuka.
Meskipun luasnya kurang dari setengah lapangan sepakbola, pulau mungil di Benua Afrika ini dijejali lebih dari 500 orang. Kenya dan Uganda sama-sama mengklaim pulau kecil itu sebagai wilayah mereka.
Laporan Andrea Dijkstra dan Jeroen Van Loon dari Al Jazeera menyebutkan, Pulau Migingo di Danau Victoria, pulau ini kaya dengan ikan karena perairan yang dalam di sekitarnya.
Perjalanan naik perahu dari daratan Kenya ke Migingo membutuhkan waktu dua jam, dan dari Migingo ke Jinja di Uganda membutuhkan waktu 18 jam. Perbedaan jarak itu menjadi salah satu alasan Kenya mengklaim pulau itu sebagai milik mereka.
Uganda mulai mengirim polisi bersenjata dan marinir ke Migingo untuk menarik pajak para nelayan dan menawarkan mereka perlindungan terhadap bajak laut pada 2004 ketika pulau itu masih belum dihuni.
Namun para nelayan Kenya mulai mengeluh dengan alasan dilecehkan pasukan Uganda karena alasan penangkapan ikan ilegal di perairan Uganda. Sebagai tanggapan, pemerintah Kenya mengerahkan marinir ke Migingo dalam suatu langkah yang hampir membuat kedua negara terlibat perang.
Ketika pemukiman manusia makin berkembang pesat di pulau berbatu itu, Kenya dan Uganda memutuskan untuk membuat komite bersama guna menentukan perbatasan pada 2016, mengandalkan peta yang berasal dari tahun 1920-an.
“Mereka belum memutuskan siapa yang memiliki pulau ini,” kata nelayan Uganda Eddison Ouma. “Ini tanah tak bertuan.”