RA Kartini, Ikon Perempuan Pribumi
JAKARTA, DIFANEWS.com — Emansipasi perempuan Indonesia sudah dirintis semenjak dahulu RA Kartini menjadi pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
Disebut Raden Ayu Kartini, putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi Bupati Jepara, ini berasal dari kalangan priyayi. Bersekolah di ELS (Europese Lagere School), Kartini belajar bahasa Belanda. Setelah 12 tahun Kartini dipingit, mengharuskan ia tinggal di rumah.
Dengan kepiawaiannya berbahsa Belanda, Kartini mulai belajar sendiri dan mulai menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Didukung oleh Rosa Abendanon, ia tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa. Saat itulah timbul keinginan untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Seringkali membaca surat kabar Semarang yaitu De Locomotief asuhan dari Pieter Brooshooft, ia menggali kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Di situlah Kartini ingin memperjuangkan wanita agar dapat memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas, atau saat ini disebut emansipasi wanita.
Wanita kelahiran Jepara pada 21 april 1879 ini telah wafat pada 17 sSptember 1904 dan telah mengubah pandangan masyarakat tehadap perempuan pribumi di Jawa. Sejarah tercipta kesetaraan gender terus berkembang, dengan adanya para perempuan Indonesia menjadi pemimpin dan kini Kartini merupakan ikon bersejarah dalam memperjuangkan wanita di berbagai aspek.
Sumber : Wikipedia