BeladiriSports

Raja Tinju Dunia Turun Takhta, Terence Crawford Resmi Pensiun, Tinggalkan Warisan Abadi Sebagai Juara Tak Terbantahkan di 3 Kelas Berbeda

DIFANEWS.COM – Juara dunia tak terbantahkan di tiga kelas berbeda, pemegang gelar juara dunia di lima divisi, dan petinju terbaik dunia saat ini, Terence ‘Bud’Crawford (Omaha, Neb.), resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia tinju per Selasa (16/12).

Pengumuman tersebut disampaikan melalui sebuah video pribadi yang menampilkan perjalanan kariernya yang tak tertandingi serta pesan apresiasi bagi mereka yang berperan penting dalam perjalanan kariernya.

Sebagai petinju pertama yang pernah menjadi juara tak terbantahkan di tiga kelas yang berbeda, kekuasaan bersejarah Crawford membentang dari divisi kelas ringan hingga menengah super.

Setelah karier amatir yang sukses yang dimulai sejak usia 8 tahun, Crawford memasuki ranah profesional pada 14 Maret 2008 dengan kemenangan KO di ronde pertama—sebuah awal yang sempurna bagi karier Hall of Fame yang menyusul kemudian.

Kebanggaan kota Omaha ini berjuang keras demi setiap kesempatan selama 17 tahun sebagai petinju profesional, dan kehebatannya menjadi tak terbantahkan lewat setiap performa dominan dan setiap rintangan yang ia taklukkan.

Ia mengakhiri kariernya dengan rentetan 20 pertarungan perebutan gelar juara dunia berturut-turut selama periode 11 tahun, dimulai dengan kemenangan kelas ringan atas Ricky Burns di Skotlandia pada Maret 2014.

Puncak dari perjalanannya adalah kemenangan legendaris di kelas menengah super atas Saul ‘Canelo’ Alvarez pada 13 September, di depan rekor sebanyak 70.482 penggemar di Allegiant Stadium dan lebih dari 41 juta penonton langsung di Netflix secara global.

Setelah melintasi samudra untuk memenangkan gelar juara dunia pertamanya –menang atas Ricky Burns di Glasgow, Skotlandia– Crawford melakukan dua duel mempertahankan gelar kelas ringan yang sukses sebelum naik ke kelas ringan super atau welter junior pada 2015.

Ia dengan cepat menguasai kelas ringan super tersebut, menghentikan Thomas Dulorme pada April 2015 untuk meraih gelar dunia pertamanya di kelas baru.

Ia melakukan lima duel mempertahankan gelar yang sukses di kelas sebelum meraih status undisputed lewat kemenangan KO melalui pukulan ke arah tubuh yang epik melawan Julius Indongo di hadapan publik kampung halamannya di Lincoln, Nebraska pada Agustus 2017.

Dengan satu gelar undisputed di tangannya, ia mengalihkan pandangan ke kelas welter dan tanpa banyak buang waktu untuk meraih gelar dunia pertamanya di kelas barunya.

Crawford melakukan debut kelas welternya pada Juni 2018 melawan Jeff Horn yang baru saja menang atas Manny Pacquiao.

Crawford mengukuhkan dominasinya di kelas yang penuh talenta tersebut dengan kemenangan TKO di ronde 9 atas Horn dan mencatatkan enam kemenangan lagi di kelas tersebut untuk menyiapkan pertarungan akbar yang telah lama dinantikan melawan sesama juara dunia tak terkalahkan, Errol Spence.

Crawford mendominasi Spence Jr sejak bel pertama, menjatuhkannya ke kanvas dua kali sebelum menghentikannya di ronde 9  untuk menjadi juara tak terbantahkan di kelas welter.

Setelah menaklukkan kelas welter sepenuhnya, ia terus naik kelas ke menengah Yunior atau welter super di mana ia memenangkan gelar dunia di kelas keempatnya melalui kemenangan angka mutlak atas Israil Madrimov pada Agustus 2024.

Namun, gelar dunia di empat divisi dan dua status undisputed belum cukup bagi Crawford. Ia mengincar pertarungan dengan nama terbesar di olahraga ini yang kebetulan bertarung dua kelas di atasnya – Saul ‘Canelo’ Alvarez.

Meski banyak yang mengira Alvarez akan terlalu besar dan kuat, Crawford membungkam para peragu untuk terakhir kalinya dengan performa luar biasa dalam pertarungan terakhirnya—sebuah kemenangan angka mutlak untuk mengamankan mahkota undisputed ketiganya dan mencatatkan sejarah.

Kehidupan dan karier Crawford menceritakan kisah pamungkas tentang melawan segala rintangan, membuktikan semua keraguan orang lain salah, dan kekuatan kepercayaan diri di setiap tikungan.

Kisah ini berlaku nyata bagi Crawford dan tim setianya yang telah lama menjalin ikatan yang tak terpisahkan. Kepala pelatih Brian ‘BoMac’ McIntyre, Esau Dieguez, Red Spikes, dan Bernard Davis percaya pada petarung mereka sebagaimana ia percaya pada mereka, dan bersama-sama mereka menempuh perjalanan yang tak terbayangkan dari sebuah sasana di Omaha, Nebraska, hingga ke puncak dunia olahraga.

Dampaknya pada olahraga tinju, kota kelahirannya Omaha, serta anak-anak muda yang telah menonton kisah sukses inspiratifnya akan bertahan jauh melampaui pertarungan terakhirnya.

Crawford akan tetap aktif di B&B Sports Academy miliknya di utara Omaha dan dalam kehidupan kaum muda di kota kelahirannya dan sekitarnya.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button